REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Band asal Inggris Coldplay akan menggelar konser di Indonesia pada akhir tahun ini. Berbeda dengan Singapura, Coldplay hanya akan konser satu hari.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkap alasan grup band Coldplay yang hanya menggelar konser selama satu hari di Jakarta. Salah satu alasannya yakni rumitnya proses perizinan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
"Karena tadi temen-temen ada yang nyeletuk Coldplay salah satu pertimbangan, kenapa Coldplay hanya memilih satu hari di sini dan lebih dari satu hari di negara lain itu karena faktor salah satunya adalah perizinan, baik dari kemudahan perizinan, waktu perizinan, dan juga biaya perizinan tersebut," jelas Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Karena itu, Sandiaga menjelaskan, dalam rapat terbatas yang digelar siang ini dengan Presiden Jokowi, pemerintah tengah menyiapkan sistem satu pintu perizinan kegiatan seni budaya dan olahraga. Sistem ini rencananya akan diujicoba pada September.
Melalui sistem satu pintu ini, penyelenggara kegiatan bisa mengajukan perizinan secara digital. Ia berharap sistem ini bisa lebih memudahkan para pelaku kegiatan seni dan olahraga dalam menyelenggarakan acara.
"Rapat tadi diputuskan untuk diujicobakan di bulan September secara pilot project digitalisasi dari perizinan penyelenggaraan event, kita harapkan ini bisa kita evaluasi per periodik untuk memudahkan perizinan," jelasnya.
Sandiaga mengatakan, sistem digitalisasi satu pintu akan diluncurkan di enam tempat dan akan dievaluasi. Pemerintah kemudian berencana untuk memperluas implementasi sistem perizinan digital ini.
"Karena dari 3.000 event yang kita data di tahun ini akan menggerakkan ekonomi sekitar Rp 197 triliun dan jika digitalisasi ini bisa berlangsung, dan mencapai efisiensi akan tercapai nilai tambah ekonomi sekitar tambahan Rp 17 triliun," kata Sandiaga.
Ia juga berharap sistem digitalisasi perizinan satu pintu ini bisa mendorong lebih banyak penyelenggaraan acara berkelas internasional. Sehingga juga semakin mendorong terciptanya peluang usaha dan lapangan kerja baru yang ditargetkan sebanyak 4,4 juta pada 2024.