Selasa 25 Jul 2023 17:46 WIB

Ekosistem Digital Indonesia Dinilai Berkembang Pesat

Pemerintah Australia apresiasi ekspansi Privy ke negaranya.

Menteri Industri dan Sains Australia didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE Penny Williams PSM, berkunjung ke kantor Privy di Jakarta.
Foto: .
Menteri Industri dan Sains Australia didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE Penny Williams PSM, berkunjung ke kantor Privy di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekosistem digital Indonesia dinilai telah berkembang pesat dan sangat dinamis. Pemerintah Australia sangat antusias dengan peluang mengembangkan hubungan Australia-Indonesia di bidang ini. 

Menteri Industri dan Sains Australia, The Hon Ed Husic MP, mengatakan digitalisasi bukan hanya tentang teknologi dan orang-orang yang bekerja di dalamnya. "Kita juga membutuhkan keyakinan dan kepercayaan," ujar dia saat berkunjung ke kantor Privy di Jakarta.

"Jadi apa yang dilakukan Privy di sini sangat penting. Privy adalah salah satu perusahaan teknologi inovatif Indonesia yang merintis jalan bagi lebih banyak kemitraan digital di bawah Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia," ujar dia menambahkan.

Menteri Industri dan Sains Australia didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE Penny Williams PSM, berkunjung ke kantor Privy di Jakarta. Kunjungan delegasi Pemerintah Australia ini untuk mengenal lebih dalam layanan identitas dan tanda tangan digital, sistem keamanan informasi, tim manajemen Privy, serta mengapresiasi langkah Privy berinvestasi di Australia.

Adapun pemerintah Indonesia diwakili oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, dan Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan. Kantor Cabang Privy di Australia belum lama ini diresmikan oleh Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan.

Privy adalah perusahaan rintisan penyedia layanan identitas dan tanda tangan digital. Sebagai perusahaan SaaS (Software as a Service) Indonesia pertama yang melakukan ekspor layanan ke negara maju, Pemerintah Australia menyambut baik dan mendukung ekspansi Privy ke Australia sebagai salah satu manifestasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyatakan sebuah kehormatan bagi Pemerintah Indonesia untuk dapat menjalin kerja sama dengan Pemerintah Australia dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital. Ia bangga melihat langkah Privy yang melakukan ekspansi ke luar negeri. 

"Kami berharap langkah pertama ini dapat memotivasi perusahaan rintisan Indonesia lainnya untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Kami yakin bahwa Privy bersama perusahaan–perusahaan rintisan lainnya memiliki kompetensi untuk bersaing di pasar internasional," kata Nezar.

Marshall Pribadi, CEO/Co-Founder bersama Guritno Adi Saputra, CTO/Co-Founder Privy, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia atas dukungan ekspansi bisnisnya ke Australia. Ia percaya bahwa kesuksesan serupa juga akan membawa faedah bagi kepercayaan pada transaksi elektronik di Australia. 

Hingga kini Privy sudah digunakan lebih dari 40 juta individu dan 3.000 perusahaan, serta lebih dari 150 juta dokumen elektronik telah ditandatangani menggunakan aplikasi milik perseroan. "Hadirnya Privy di Australia tidak hanya bertujuan meningkatkan kepercayaan dan keamanan transaksi di ruang siber bagi pengguna digital, namun juga untuk berkolaborasi dengan ekosistem dan talenta digital Australia dalam menciptakan produk yang lebih revolusioner bagi pasar global," ujar Marshall Pribadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement