Selasa 18 Jul 2023 23:30 WIB

Investor Saham Nantikan MIND ID Jadi Pengendali Vale

Peningkatan kepemilikan MIND ID dapat menjadi momen bullish bagi INCO.

PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Foto: Dok. MIND ID
PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mineral Industri Indonesia (Persero), juga dikenal sebagai MIND ID, yang akan mengambil alih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dinantikan oleh para investor. Apalagi jika MIND ID berhasil mendapatkan kendali penuh atas perusahaan tambang nikel tersebut.

Pengamat pasar modal dan guru besar keuangan dan pasar modal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Budi Frensidy menilai, jika MIND ID berhasil mengakuisisi INCO dan menjadi entitas pengendali akan berdampak positif bagi pasar modal. Hal ini menunjukkan seriusnya pemerintah dalam menguasai sektor pertambangan di dalam negeri.

"Dengan akuisisi ini, kami melihat bahwa pemerintah serius dalam menguasai sektor pertambangan melalui BUMN-nya. Lebih lanjut, bisnis INCO tetap baik dan tata kelola serta manajemen lingkungannya terbaik di negara ini, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan nilai tambah bagi industri ini di Indonesia," ujarnya, Senin (17/7/2023).

Hingga saat ini, Vale Canada Ltd (VCL) masih menjadi pemegang kendali INCO dengan kepemilikan saham sebesar 43,79 persen. Bersama dengan Sumitomo Metal Mining Co, Ltd (SMM) yang memiliki saham INCO sebesar 15,03 persen. Sementara pemerintah melalui MIND ID memiliki 20 persen saham INCO dan masyarakat memiliki 21,18 persen.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai, peralihan mayoritas kepemilikan saham dari Vale ke MIND ID akan memberikan dampak positif. Pasar akan mengharapkan pemerintah dapat dengan mudah mengendalikan INCO dalam rangka mempercepat atau mengakselerasi program kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia, terutama dalam hal hilirisasi sumber daya alam nikel.

"Jika hilirisasi nikel dapat dilakukan dan menghasilkan baterai listrik, efek multipliernya akan terasa pada industri lain. Ini dapat digunakan untuk kendaraan listrik dan elektrifikasi lainnya yang membutuhkan baterai sebagai sumber energi penggerak," jelasnya.

Sentimen tersebut, lanjutnya, sangat strategis bagi INCO dan tentu saja akan menarik bagi para investor di pasar modal. Terlebih lagi, jika implementasi hilirisasi dapat dilakukan dengan cepat, hal ini akan meningkatkan kinerja pendapatan dan laba bersih INCO. Hilirisasi ini menjadi nilai tambah sebagai sumber pertumbuhan kinerja pendapatan di masa depan.

"Ini adalah prospek bisnis yang cerah berkat penguatan ekosistem EV. Pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil sebesar 5 persen dan pemerintah telah menetapkan target Indonesia Emas 2045, maka mestinya hal ini dapat terwujud. Jika pertumbuhan ekonomi tetap stabil di 5,7 persen, program ekosistem EV ini akan berjangka panjang, permintaan dari luar negeri akan kuat, terutama di pasar ASEAN yang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi global," tambahnya.

Nafan menjelaskan, terdapat tiga target harga untuk saham INCO. Secara tren teknikal, saham INCO masih berada dalam tren sideways. Akan tetapi ketika MIND ID berhasil meningkatkan kepemilikannya, hal ini akan menjadi momen bullish bagi INCO.

"Para investor sangat mengharapkan kepemilikan MIND ID di INCO meningkat dari 20 persen menjadi 51 persen. Posisi saat ini masih sideways dan akan menjadi sentimen positif setelah aksi korporasi dari MIND ID ini," katanya.

Sementara itu, target harga atau target price (TP) untuk INCO adalah 6.425, 6.650, dan 7.200. Menurut Nafan, target price ketiga seharusnya dapat dicapai dalam waktu 1 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement