REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Produsen truk Jepang Isuzu Motors Ltd telah menarik diri dari pasar Rusia karena tidak dapat melanjutkan produksi setelah terhenti karena perang di Ukraina.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut seperti dilaporkan Kyodo, Jumat (14/7/2023) mengatakan, Isuzu menjual sahamnya di bisnis tersebut kepada pembuat mobil Rusia, Sollers, yang telah mengambil alih pabrik Isuzu dan sekitar 200 karyawan.
Isuzu terpaksa menghentikan produksi di Rusia pada Maret 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pasokan suku cadangnya.
Itu menyebabkan pembuat truk membukukan kerugian khusus 1,7 miliar yen (12 juta dolar AS setara dengan Rp 180 miliar dengan kurs Rp 15.000 per dolar AS) pada tahun fiskal yang berakhir Maret. Perusahaan telah mengatakan pada November 2022 bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk keluar dari pasar Rusia.
Produksi kendaraan Isuzu di Rusia, yang dimulai pada 2008, sebenarnya hanya menyumbang 1 persen dari produksi truk komersial globalnya sebelum perang.
Unit Rusia memproduksi sekitar 3.700 kendaraan pada 2021, menurut situs web perusahaan.