Kamis 06 Jul 2023 19:06 WIB

Ini Respons Kepala BRIN Soal Inovasi Bahan Bakar Air Nikuba

Penemu Nikuba, Aryanto Misel, bulan lalu diundang ke Italia.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan, terkait dengan Nikuba, pihaknya tidak dalam posisi memberi pengakuat atas suatu temuan. Dia menyampaikan, BRIN dalam posisi bisa memfasilitasi melalui Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR) untuk masyarakat yang memiliki ide inovasi dan lain-lain.

“BRIN bisa memfasilitasi melalui FIAR untuk masyarakat yang memiliki ide inovasi dan lain-lain. Tetapi bukan memberi pengakuan,” ujar Handoko kepada Republika, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, BRIN tidak dalam posisi memberi pengakuan atas suatu temuan. Sebab, kata Handoko, pengakuan atas temuan itu datang dari komunitas ilmiah terkait. Dia menekankan, lewat pemberian fasilitas itu BRIN mendorong para inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah temuan atau inovasinya agar bisa diterima oleh komunitas.

“Yang terpenting, BRIN mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas,” jelas dia.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta BRIN memfasilitasi dan melakukan uji kinerja atas karya Aryanto Misel yang berhasil menciptakan inovasi bahan bakar air bertajuk Nikuba. Mulyanto menilai BRIN perlu turun tangan memverifikasi sekaligus memvalidasi inovasi Nikuba yang disebut-sebut dilirik petinggi otomotif di Italia.

"Kalau memang terbukti (proof of concept), maka akan baik sekali kalau pemerintah terus memfasilitasi temuan ini, sehingga benar-benar dapat dikomersialisasi dalam skala industri. Jangan belum apa-apa sudah dipandang sebelah mata oleh BRIN. Jangan sampai terkesan inovasi anak bangsa tidak dihargai di negeri sendiri. Padahal negara lain malah menghargainya," kata Mulyanto lewat siaran pers, Kamis (6/7/2023).

 

Mulyanto menambahkan, BRIN seharusnya mendorong munculnya inovasi anak bangsa melalui berbagai program. Dengan begitu, jiwa kreativitas masyarakat, khususnya anak muda, tetap tumbuh. Hal tersebut dia sebut menjadi penting untuk dilakukan pada era disrupsi seperti saat ini.

"Ini penting di era disrupsi seperti sekarang ini. Dan BRIN punya peran untuk itu," kata dia. 

Namun, menurut Mulyanto, berbagai temuan ilmiah termasuk inovasi rakyat tersebut tidak boleh dipolitisasi agar penilaian publik tidak bias. Jangan seperti kasus politisasi inovasi “Blue Energi” dan Esemka. Keduanya dia sebut sebagai pelajaran berharga yang tak boleh diulangi.

"Sepengetahuan saya BPPT, sekarang sudah melebur ke dalam BRIN, memiliki kemampuan untuk melakukan uji kinerja disertai dengan perhitungan keseimbangan energi atau energy balance. Jadi kalau BRIN nya aktif dan inovatornya juga terbuka, semestinya soal-soal seperti ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Mulyanto. 

Sosok penemu Nikuba, Aryanto Misel, kembali menjadi buah bibir publik di Tanah Air. Namanya kembali hangat diperbincangkan setelah dia diundang ke Italia pada Jumat (16/6/2023) lalu. Dia disebut-sebut mendapatkan kontrak setelah mempresentasikan temuannya itu di hadapan para petinggi perusahaan otomotif.

Dilansir dari laman tniad.mil.id, Nikuba merupakan alat pengubah air menjadi bahan bakar untuk sepeda motor. Nikuba berfungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O). Hidrogen yang telah terpisah kemudian dialirkan ke dalam ruang pembakaran dari mesin kendaraan bermotor.

 

 

photo
Karikatur Opini Republika : Oknum BRIN - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement