Rabu 28 Jun 2023 15:50 WIB

Emiten Nikel Trimegah Bangun Persada Tebar Dividen Rp 1,4 Triliun

Investor berhak mengantongi Rp 22 per lembar saham.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
Foto: tbpnickel.com
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) akan membagikan dividen tunai dari hasil kinerja perseroan pada 2022. Penggunaan laba bersih sebagai dividen tersebut telah disepakati dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar, Rabu (28/6/2023). 

Direktur Utama NCKL Roy Arfandy mengatakan, jumlah dividen tunai yang dibagikan mencapai Rp 1,4 triliun atau setara 30 persen dari laba bersih Perseroan pada tahun lalu. Dengan 63 miliar lembar saham yang beredar di publik, investor berhak mengantongi Rp 22 per lembar saham.

Baca Juga

"Pada saat sebelum IPO (initial public offering) kami sudah menyampaikan komitmen untuk memberikan dividen minimum 30 persen termasuk untuk tahun buku 2022 walaupun saat itu kami belum go public," kata Roy saat konferensi pers RUPST PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

Sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku, pembayaran dividen akan dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah pengumuman hasil RUPST dengan jadwal dan tata cara yang akan segera diumumkan.

Sebagai informasi, NCKL membukukan laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 4,7 triliun pada 2022, naik 137,1 persen dari Rp 2,0 triliun pada tahun sebelumnya. Kinerja tersebut ditopang kenaikan laba entitas asosiasi sebesar 307,7 persen menjadi Rp 2,9 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 715 miliar.

Kenaikan laba juga didukung kenaikan pendapatan usaha di 2022 sebesar 16,3 persen menjadi Rp 9,6 triliun dibandingkan dengan Rp 8,2 triliun pada 2021. Peningkatan pendapatan Perseroan terjadi sebagian besar karena adanya peningkatan volume di Perseroan dan entitas anak.

Pada 2022, rasio biaya operasi ke pendapatan Perseroan berhasil diturunkan dari 11,5 persen menjadi 7,2 persen dengan biaya operasi sebesar Rp 947,0 miliar turun menjadi Rp 691,7 miliar di 2022. Adapun laba periode berjalan naik 121,0 persen menjadi Rp 4,6 triliun dari Rp 2,1 triliun di tahun sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement