Ahad 25 Jun 2023 09:37 WIB

Pejabat AS: Transisi Energi Butuh Dana Triliunan Rupiah Setiap Tahun

Sektor swasta diminta ikut bersama mendanai transisi energi.

Seorang pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Seorang pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat Asisten Departemen Luar Negeri AS Jennifer R Littlejohn menyampaikan, Agensi Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa dunia perlu berinvestasi triliunan rupiah dalam transisi energi setiap tahunnya.

"Sulit untuk membayangkan uang sebanyak itu. Yang jelas bahwa tidak ada pemerintahan di dunia yang sepenuhnya bisa mendanai transisi tersebut, tetapi sektor swasta dapat membantu kami melakukannya," kata Jennifer R Littlejohn dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

Baca Juga

Jennifer R Littlejohn adalah seorang Pejabat Asisten Sekretaris Biro Kelautan dan Lingkungan Internasional dan Urusan Ilmiah Departemen Luar Negeri AS yang hadir dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 (INZS 2023).

INZS 2023 merupakan konferensi iklim tahunan yang diadakan oleh Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) sebagai ruang pertemuan bersama yang unik bagi menteri, pejabat, diplomat, pemuda, masyarakat sipil, dan berbagai kalangan lain untuk membicarakan isu iklim khusus di Indonesia. INZS 2023 dimaksudkan untuk menghimpun dan mengukuhkan komitmen Indonesia dalam menyelamatkan masa depan bangsa dari krisis iklim.

Pada kesempatan tersebut, Jennifer mengatakan bahwa Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan contoh komitmen dari Indonesia untuk mempercepat transisi energi di Bali pada November lalu. "JETP merupakan terobosan kemitraan jangka panjang yang akan mempercepat sektor energi Indonesia, transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi bersih berkelanjutan, dan membantu menjaga target suhu bumi 1,5 derajat Celsius," kata Jennifer.

Jennifer menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan JETP, International Partners Group (IPG), yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, telah meluncurkan dana sebanyak 20 miliar dolar AS (Rp 300,9 triliun) dalam pembiayaan publik dan swasta selama periode tiga sampai lima tahun untuk Indonesia.

"Bulan lalu, sekretariat JETP mengumumkan proyek pertama baru, satu juta dolar AS untuk PT Medco Power Indonesia untuk mendanai studi kelayakan untuk pembangkit listrik tenaga angin 1.100 MW di Nusa Tenggara Barat," kata Jennifer.

Jennifer menyampaikan, untuk bisa menemukan dana triliunan untuk mencapai target suhu bumi 1,5 derajat Celsius membutuhkan kreativitas, kerja sama, dan menggunakan semua alat yang ada. Bahkan mungkin menciptakan alat baru.

"Kami berharap JETP bisa menjadi model sukses yang bisa ditemukan di tempat lainnya, dan upaya kami di Indonesia akan mempercepat transisi negeri ini ke ekonomi hijau. Ini adalah perjalanan yang kita ciptakan bersama," ucap Jennifer.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement