Kamis 22 Jun 2023 15:52 WIB

Inflasi Turun Lebih Cepat, BI Optimis Rupiah akan Menguat

Nilai tukar rupiah pada Juni 2023 secara rerata sedikit melemah sebesar 0,56 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Seorang warga menunjukkan uang Rupiah kertas Tahun Emisi 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia meyakini nilai tukar rupiah akan menguat pada tahun ini. Hal ini didorong berlanjutnya surplus transaksi berjalan dan aliran modal asing.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar rupiah pada Juni 2023 (sampai dengan 21 Juni 2023) secara rerata sedikit melemah sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan rerata kurs Mei 2023.

“Ekonomi kinerja sangat baik dibandingkan negara lain meskipun angin tiupan global. Kami meyakini rupiah menguat setelah tiupan global mereda, ini tertunda. Setelah itu rupiah akan menguat,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (22/6/2023).

Menurut dia, laju inflasi pada Mei 2023 yang rendah bahkan turun lebih cepat mampu mendorong nilai tukar rupiah yang akan menguat. Rupiah secara point-to-point, baik dibandingkan dengan akhir Mei 2023 maupun akhir 2022, menguat masing-masing sebesar 0,30 persen dan 4,17 persen.

“Seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, rupiah maka perkirakan apresiasi nilai tukar rupiah akan terus berlanjut,” katanya.

Perry menyebut penguatan rupiah dibandingkan dengan level akhir 2022 lebih baik dari apresiasi rupee India dan peso Filipina masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,15 persen, sedangkan Thai baht mencatat depresiasi 0,70 persen. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan apresiasi nilai tukar rupiah berlanjut ditopang oleh surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing seiring prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

“Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah khususnya melalui triple intervention dan twist operation untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global. Operasi moneter valas terus diperkuat, termasuk optimalisasi TD Valas DHE serta penambahan frekuensi dan tenor lelang TD valas jangka pendek,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement