Selasa 20 Jun 2023 19:01 WIB

Jokowi: Jika Kita Benar Pilih Pemimpin ke Depan, Insya Allah Indonesia Jadi Negara Maju

Jika keliru, menurut Presiden, maka Indonesia akan seperti negara Amerika Latin.

Presiden Joko Widodo
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemilihan pemimpin pada 2024 sangat menentukan. Pemilihan ini merupakan kesempatan Indonesia dapat melompat menjadi negara maju.

"Untuk para tokoh masyarakat, tokoh agama, para kiai yang kami cintai. Sering sudah saya sampaikan, pemimpin yang akan datang sangat menentukan sekali. (Pemilihan Umum) 2024, 2029, 2034 itu sangat menentukan sekali. Begitu benar kita pilih, negara ini akan, insya Allah, akan melompat jadi negara maju," kata Presiden Jokowi di Gresik, Jawa Timur, pada Selasa.

Baca Juga

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat pelaksanaan groundbreaking proyek pembangunan pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).

"Kalau keliru itu seperti negara-negara di Amerika latin, tahun 1960-an, 1970-an sudah menjadi negara berkembang, tapi sampai sekarang masih menjadi negara berkembang dan kita tidak mau seperti itu, kita ingin negara kita ini menjadi negara maju," ungkap Presiden.

Menurut Presiden, pembangunan pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia ditargetkan selesai setahun yang akan datang. "Semoga betul-betul sebelum 12 bulan pabrik ini sudah selesai dan bisa berproduksi sehingga bisa menyerap tenaga kerja, memberikan peluang kerja pada masyarakat di provinsi Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Gresik dan kita harapkan ini juga bisa memberikan dorongan agar negara kita bisa menjadi negara maju," tambah Presiden.

Presiden Jokowi menyebut pabrik foil tembaga yang dikerjakan PT Hailiang tersebut akan mengolah hasil tembaga dari PT Freeport Indonesia. "Sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi yang nantinya akan kita gunakan untuk baterai litium atau baterai mobil listrik maupun mobil listriknya itu sendiri," ungkap Presiden.

Sedangkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pabrik foil tembaga tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.

"Dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara. Kita berhasil mengalahkan Vietnam, Meksiko, Amerika Serikat dan Hungaria dalam pemilihan lokasi ini," kata Luhut dalam sambutannya.

Luhut menyebut tingkat competiveness investasi Indonesia tergolong tinggi di pasar global saat ini. Nilai investasi pabrik foil tembaga mencapai 860 juta dolar AS dengan kapasitas pengolahan 100 ribu ton.

"Di mana bahan baku katoda tembaga berasal dari smelter Freeport yang dibangun di sebelah pabrik ini. Target operasi komersial adalah Mei 2024 bersamaan dengan selesainya smelter Freeport. Oleh karena itu proyek smelter Freeport ini tidak boleh terlambat," ungkap Luhut.

Dari ground breaking sampai commercial operation, menurut Luhut, proyek foil tembaga diselesaikan kurang dari 12 bulan. "Hal ini akan menjadi rekor tercepat pembangunan proyek-proyek tembaga di dunia sekaligus menunjukkan reputasi investasi Indonesia," kata Luhut.

Sedangkan Chairman of the board Hailian group Cao Jianguo mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk menginvestasikan 860 juta dolar AS untuk membangun perusahaan manufaktur foil tembaga pertama di luar Tiongkok.

"Kami menjadi perusahaan manufaktur foil tembaga pertama di Indonesia dan juga merupakan manufaktur foil tembaga terbesar di Asia Tenggara," kata Cao.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan ini yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritaman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement