Jumat 16 Jun 2023 22:17 WIB

Putin Segera Berkunjung ke Turki Penuhi Undangan Erdogan

Turki bukan anggota ICC, tak ada risiko penahanan terhadap Putin.

 Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara pemuatan bahan bakar nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Akkuyu Turki, yang sedang dibangun di kota Buyukeceli, melalui tautan video di Moskow, Rusia, Kamis (27 /4/2023).
Foto: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin via AP
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara pemuatan bahan bakar nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Akkuyu Turki, yang sedang dibangun di kota Buyukeceli, melalui tautan video di Moskow, Rusia, Kamis (27 /4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Turki dan Rusia menyebut Presiden Vladimir Putin segera berkunjung ke Turki dalam waktu dekat. Ini merupakan kunjungan pertama Putin ke negara anggota NATO setelah ia mengerahkan puluhan ribu tentaranya menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.

Putin jarang bepergian keluar Rusia sejak invasi dalam skala besar tersebut. Ia akan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki menjadi satu-satunya negara NATO yang memiliki hubungan baik dengan Rusia, padahal anggota lainnya berseberangan dengan Rusia. 

"Ada undangan dari Presiden Turki. Putin dan Erdogan sepakat kunjungan dilakukan segera. Namun, kami belum menentukan hari dan tanggal spesifiknya,’’ kata Yury Ushakov penasihat kebijakan luar negeri Kremlin seperti dikutip kantor berita Interfax, Jumat (16/6/2023). 

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Maret lalu mengeluarkan surat perintah penahanan atas Putin. Ia dituduh melakukan kejahatan perang. Dengan adanya surat perintah ICC, saat melakukan perjalanan ke luar negeri ia menghadapi risiko ditahan. 

Namun, Putin sepakat berkunjung karena Turki bukan merupakan para pihak yang meratifikasi Statu Roma, yang menjadi dasar berdirinya ICC. Dengan demikian, Putin tak menghadapi rtaisiko penangkapan saat berkunjung ke Turki. 

Erdogan yang terpilih kembali menjadi presiden pada pemilu 28 Mei lalu sampai saat ini menjalin hubungan yang kuatnya baik dengan Rusia maupun Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari tahun lalu. Dua negara yang saat masih terlibat perang. 

Turki menolak bergabung dengan negara Barat untuk menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia. Di sisi lain, Turki menyuplai senjata untuk Ukraina. Turki menegaskan, negara lain menghormati kedaulatan yang mereka miliki. 

Ankara juga membantu memediasi pertukaran tahanan. Bersama PBB, Turki menegosiasikan kesepakatan pada Juli 2022 untuk mengizinkan ekspor gandum dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina melalui Laut Hitam. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement