Kamis 15 Jun 2023 07:10 WIB

Pengembangan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno Sasar Pasar Ekspor

Agroforestri kopi ini memanfaatkan lahan di sejumlah desa.

Wilayah Kota Batu kini mempunyai kawasan perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Arjuno di Rumah Oyot, Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur.
Foto: Diskominfo Kota Batu
Wilayah Kota Batu kini mempunyai kawasan perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Arjuno di Rumah Oyot, Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BATU -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Arjuno di Rumah Oyot, Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kota Batu.

Khofifah mengatakankomoditas kopi saat ini sudah berhasil membangun communal branding yang mampu meningkatkan akses pasar terhadap produk tersebut, bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

"Kopi saat ini sudah berhasil membangun communal branding sehingga jumlah dan keberlanjutan produk kopi untuk pasar ekspor bisa dipenuhi," kata Khofifah.

Ia menjelaskan dengan potensi produk menjanjikan tersebut maka kualitas kopi juga harus ditentukan agar sesuai standar keinginan pasar. Hal itu perlu diperhatikan mengingat potensi pasar komoditas itu terbuka lebar.

"Kualitasnya juga bisa kita tentukan agar sesuai standar. Siapkan produksi kopi dengan baik karena potensi pasar ekspornya besar," kata Khofifah.

Menurutnya, kawasan perdesaan bisa dikembangkan menjadi desa-desa devisa, dengan syarat produk unik asli dari desa tersebut. Nantinya, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan memberikan bantuan dan penguatan agar desa tersebut bisa menghasilkan devisa.

"Potensi ketika kita bangun sinergitas dengan instansi lain akan memberikan dampak berkelanjutan pada penguatan ekonomi dan penguatan kesejahteraan petani serta masyarakat," katanya.

Dalam kesempatan ini diberikan juga bantuan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana berupa 100 bibit alpukat, pinus, dan 600 batang kopi komasti kepada petani hutan.

Selain itu, Bank Jatim juga ikut memberikan donasi sebesar Rp10 juta kepada petani hutan, dan Dinas Sosial memberikan 24 unit rombong kewirausahaan dan delapan unit etalase, serta Kementerian Pertanian memberikan bibit apel senilai Rp 175 juta.

Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menambahkan, Kota Batu yang memiliki luas wilayah 197 kilometer persegi tersebut, terbagi dari 15,65 persen hutan lindung, 16,8 persen hutan produksi, dan 22,6 persen hutan konservasi.

Ia menambahkan, untuk mengembalikan kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat, kawasan perdesaan agroforestri kopi lereng Gunung Arjuno sangat dibutuhkan.

Menurut dia, kawasan agroforestri kopi akan memanfaatkan lahan di Desa Tulungrejo seluas 500 hektare, Desa Sumbergondo seluas 500 hektare, Desa Bulukerto seluas 300 hektare, dan Desa Giripurno seluas 500 hektare.

Ia mengakui kawasan agroforestri kopi ini akan memanfaatkan lahan di sejumlah desa, seperti Desa Tulungrejo seluas 500 hektare, Desa Sumbergondo seluas 500 hektare, Desa Bulukerto seluas 300 hektare, dan Desa Giripurno seluas 500 hektare.

"Ikon Kota Batu adalah apel, komoditas kopi di lereng Arjuno menjadi harapan untuk menjadi komoditas ikonik Kota Batu. Dalam konsep hutan lestari, kita harapkan masyarakat turut serta mempertahankan kelestarian kawasan hutan," ungkap Aries.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement