Senin 12 Jun 2023 15:05 WIB

Subholding Pelindo Berupaya Wujudkan Standardisasi Layanan Bidang Marine

Standardisasi dilakukan melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

Nelayan menaiki perahu di dekat proyek pembangunan Makassar New Port (MNP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/7/2022). PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menargetkan proyek strategis nasional tersebut dapat beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2023.
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Nelayan menaiki perahu di dekat proyek pembangunan Makassar New Port (MNP) di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/7/2022). PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menargetkan proyek strategis nasional tersebut dapat beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Pelindo Jasa Maritim, Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Group berupaya mewujudkan standardisasi layanan di bidang marine sehingga menggelar workshop yang melibatkan awak kapal sebagai bagian dari upaya tersebut.

"Workshop untuk awak kapal ini bertujuan mewujudkan layanan dengan standar yang sama di seluruh wilayah SPJM," kata Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar di Makassar, Senin (12/6/2023).

Menurut dia, workshop Transformasi Awak Kapal pada Regional 4 Balikpapan, Samarinda, Ambon, dan Regional 4 Sorong yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur itu untuk mewujudkan layanan dengan standar yang sama di seluruh wilayah SPJM. Diharapkan workshop tersebut dapat langsung berdampak pada peningkatan layanan yang dirasakan manfaatnya oleh pemakai jasa.

Standardisasi marine merupakan komitmen SPJM dalam mendukung Standaridsasi Operasi MEPS untuk service excellence khususnya dalam bidang marine. Standardisasi dilakukan melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia, khususnya awak armada kapal.

"Para awak diberikan berbagai materi untuk mendukung dan meningkatkan kompetensi mereka, mulai dari penanaman nilai AHKLAK sebagai budaya inti di Pelindo hingga materi substansial lainnya," kata Tubagus Patrick.

Menurut dia, awak kapal adalah ujung tombak layanan marine yang wajib memiliki kompetensi dalam melaksanakan job desk-nya. Dia juga mengatakan dibutuhkan marine awareness dari setiap awak kapal, termasuk merespons keadaan darurat, serta menerapkan K3 tanpa kompromi demi keselamatan bersama.

"Setiap keluarga tentu sangat mendambakan orang-orang yang mereka cintai pulang dengan selamat, itu yang ingin kami penuhi di perusahaan ini," ujarnya.

Dia menambahkan, pelayanan adalah prioritas perusahaan. Hal-hal penting yang menjadi hightlight dalam standarisasi ini adalah pengembangan kapasitas crewing kapal karena perannya sangat signifikan dalam mendukung layanan kepada pemakai jasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement