Senin 12 Jun 2023 03:07 WIB

97.563 Keluarga Berisiko Stunting di Provinsi Maluku

Penanganan stunting harus ada upaya bersama dan kolaborasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Erdy Nasrul
Pencegahan Stunting
Foto: Istimewa
Pencegahan Stunting

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON— Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK-21) yang dimutakhirkan pada 2022 dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), terdapat 97.563 keluarga berisiko stunting di Provinsi Maluku. Jumlah keluarga berisiko stunting itu tersebar di 1.235 desa/kelurahan, 118 kecamatan dan 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku.

Deputi KBKR BKKBN RI dr. Eni Gustina, mengatakan upaya percepatan penurunan stunting harus dilakukan bersinergi dengan cara bekerjasama dengan semua pihak. Untuk mewujudkannya, BKKBN membutuhkan TNI untuk berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.

Baca Juga

“Kita harus bekerja dengan semua pihak karena stunting ini multifaktor tidak bisa diselesaikan dengan salah satu pihak. Untuk itu, TNI dan jajarannya dapat mengidentifikasi anak yang stunting dan keluarga beresiko stunting di wilayahnya,” kata Eni dalam keterangan, Ahad (11/6/2023).

TNI dan jajarannya seperti Babinsa dan Kowad dapat melakukan pendampingan keluarga dan edukasi ke masyarakat tentang pemberian makanan yang mengandung protein hewani seperti contoh pemberian ikan karena Maluku kaya akan ikan, atau minimal telur dua butir per hari. Menurut Eni, intervensi bukan hanya lewat makanan tapi edukasi perilaku orang tuanya memberikan makan kepada anaknya 3 kali sehari dalam hal pemenuhan gizi anak.

“Saya berharap intervensi bukan hanya makanan tapi edukasi perilaku orang tuanya memberikan makan kepada anaknya 3 kali sehari dalam hal pemenuhan gizi anak dengan seperti ini kita bisa mengubah perilaku orang tua, karena perilaku sangat penting sekali apalagi soal pemahaman asupan makan yang diberikan serta gizi yang seimbang,” ujar dia.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Aster Kasdam Kolonel Inf Hasandi Lubis mengatakan, seluruh jajaran TNI diperintahkan untuk menjadi bapak asuh anak stunting. Ia pun bahkan mempunyai anak stunting di Kecamatan Nusaniwe.

"Untuk itu TNI perlu mendapat ilmu tentang pentingnya protein hewani yang diberikan ke anak, dari pembekalan ini kami akan memaparkan pemahaman ke seluruh jajaran TNI bahwa ada penegasan tentang pentingnya pemberian protein hewani,” ujarnya.

Hasandi berharap seluruh jajaran TNI di provinsi Maluku nantinya dapat mengedukasi masyarakat tentang pemahaman pentingnya perilaku dalam memberikan pola pengasuhan dan asupan makanan. Karena, dalam penanganan stunting harus ada upaya bersama dan kolaborasi untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya asupan makanan demi tumbuh kembang anak.

"Anggota kami siap untuk membantu mendampingi keluarga beresiko stunting,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement