REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat kabar Los Angeles Times yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan untuk memberhentikan sekitar 13 persen staf redaksi atau 74 karyawan. Ini dilakukan di tengah tekanan ekonomi yang disebabkan oleh penurunan iklan dan jumlah pembaca cetak.
Menurut Los Angeles Times, pekerja tetap dan pekerja kontrak akan diberhentikan, termasuk beberapa manajer. Namun posisi reporter diperkirakan akan dipertahankan, sementara staf produksi akan dikurangi.
Hampir sepertiga dari pemangkasan tersebut berasal dari jajaran editor berita dan copy editor. Beberapa fotografer, audience engagement editors, dan produser audio juga akan terkena dampaknya.
Dalam sebuah memo yang ditujukan kepada redaksi, Redaktur Eksekutif Times Kevin Merida menjelaskan bahwa keputusan PHK didesak oleh situasi ekonomi yang belum stabil dan tantangan baru di industri media.
“Keputusan yang mengakibatkan staf berbakat kehilangan pekerjaan mereka adalah hal yang menyakitkan. Kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa kolega yang luar biasa," kata Merida seperti dikutip dari The Siasat Daily, Ahad (11/6/2023).
Selain itu, laporan tersebut juga mengatakan bahwa LA Times telah mengalami penurunan iklan yang berkelanjutan, mengingat eksistensi raksasa media sosial seperti Facebook dan Twitter telah 'melahap' porsi iklan dari media konvensional.
“Setelah pemangkasan tersebut, sekitar 500 karyawan redaksi akan tetap bekerja,” demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Pada bulan April, Vice Media juga mengumumkan untuk memberhentikan lebih dari 100 karyawan sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi globalnya, bersamaan dengan penutupan siaran Vice News Tonight. Outlet berita populer Insider pun telah mengumumkan untuk memberhentikan 10 persen dari tenaga kerjanya.