REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Rahmad Pribadi mengatakan, Pupuk Kaltim menargetkan dekarbonisasi sebesar 32 persen yang pada 2030 untuk mendukung emisi nol bersih atau pemerintah pada 2060.
"Pupuk Kaltim pun menargetkan bisa mencapai net zero carbon emission tahun 2060 karena kami sebagai bagian dalam ekosistem BUMN selalu diingatkan oleh pak Menteri BUMN Erick Thohir untuk terus menyelaraskan arah pengembangan perusahaan dengan tujuan strategis pembangunan Indonesia, salah satunya adalah menuju net zero carbon emission 2030," kata Rahmad di Jakarta, Rabu.
Hal itu ia sampaikan dalam forum diskusi Bisnis Indonesia yang bertajuk Green Economy Forum 2023: Realizing Sustainable Growth through Green Economy Commitment yang digelar secara daring.
Untuk mencapaianya, Rahmad menjelaskan beberapa upaya yang ditempuh Pupuk Kaltim. Pertama, melalui Revamping Ammonia P-2, yakni teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam memproduksi 1 ton Ammonia dengan menggunakan karbon lebih rendah.
Kedua, dengan Co-Firing Boiler Batu Bara menggunakan Biomassa Kelapa Sawit. Ketiga, dengan mengembangkan Soda Ash untuk mendukung konsep ekonomi sirkular.
"Contohnya adalah kita akan mengembangkan Soda Ash, ini adalah produk yang saat ini 100 persen diimport, padahal bahan bakunya ada di Indonesia, kita punya Ammonia, kita punya garam dan lebih bagus lagi ini menggunakan CO2 sebagai bahan bakunya. Soda Ash ini adalah bahan baku untuk membikin kaca," ujar Rahmad.
Keempat, Pupuk Kaltim menggunakan teknik carbon sequestration atau penyimpanan karbon, namun secara biologi dengan menanam pohon.
Kelima, Pupuk Kaltim telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 6,5 ton CO2eq melalui pembelian dan pengadaan kendaraan listrik yang mencakup 35 sepeda motor, 5 mini bus, dan 2 bus.
Keenam, Pupuk Kaltim telah menurunkan emisi GRK 1.20 ton CO2eq dengan pembangunan dan pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 2,5 MW
Adapun Rahmad menambahkan, Pupuk Kaltim terus melakukan upaya untuk menjalankan prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG) dan menyelaraskan dengan strategi pemerintah untuk mencapai emisi nol karbon pada 2060 mendatang.
"Jadi ini kita cukup bangga karena kita bisa menjadi contoh di dunia, tidak hanya dalam sekala kapasitas produksi kita besar, tapi dalam skala ESG kita juga bagus. Karena ESG ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses produksi Pupuk Kaltim," katanya.