Selasa 06 Jun 2023 13:41 WIB

Menlu AS Menuju Saudi, Memperbaiki Hubungan yang Renggang

Hubungan Saudi-AS terusik sejak 2019, bertepatan dengan kampanye pilpres Joe Biden.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara kepada wartawan selama konferensi pers di Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, KTT APEC, Kamis, 17 November 2022, di Bangkok, Thailand.
Foto: AP/Wason Wanichakorn
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara kepada wartawan selama konferensi pers di Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, KTT APEC, Kamis, 17 November 2022, di Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuju Arab Saudi pada Selasa (6/6/2023). AS hendak memperkuat hubungan dengan Saudi setelah beberapa tahun terakhir berbeda pandangan secara tajam dalam sejumlah isu. 

Termasuk soal Iran, keamanan kawasan, hingga harga minyak dunia. Blinken rencananya bertemu petinggi Saudi dan kemungkinan pula dengan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Sebulan lalu, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan ke Saudi. 

Kunjungan Blinken pada 6-8 Juni ke negara terbesar pengekspor minyak ini menyusul rencana Saudi memangkas produksi minyaknya. Rencana tersebut berpotensi menambah ketegangan hubungan AS-Saudi di tengah kritik AS soal catatan HAM Saudi dan Iran. 

Agenda lain dalam perjalanan Blinken kali ini termasuk upaya membatasi pengaruh Cina dan Rusia di kawasan, juga mendorong normalisasi hubungan Israel-Saudi. 

Pada Senin (5/6/2023), Blinken menyatakan kepada kelompok lobi Israel, American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), ‘’AS mempunyai kepentingan keamanan nasional dalam mendorong normalisasi Saudi-Israel meski diakuinya tak akan terjadi dalam waktu cepat,’’ kata Blinken.  

Richard Goldberg, penasihat senior Foundation for Defense of Democracies (FDD), lembaga think tank berbasis di Washington, menjelaskan,’’Semakin dekatnya hubungan Saudi-Cina kemungkinan menjadi isu terpenting dalam kunjungan Blinken ini.’’ 

Hubungan Saudi-AS terusik sejak 2019. Ini bertepatan dengan kampanye pilpres Joe Biden. Dalam kampanyenya, ia menyatakan jika terpilih menjadi presiden, ia akan memperlakukan Saudi dengan istilah ‘’the pariah that they are".

Tak lama setelah menjabat, pada 2021, pemerintahannya merilis dokumen penilaian intelijen yang mengungkapkan Pangeran MBS menyetujui sebuah operasi untuk menangkap atau membunuh jurnalis AS kelahiran Saudi, Jamal Khashoggi pada 2018.

Kunjungan Biden pada Juli 2022 ke Saudi, tak begitu berhasil meredakan ketegangan. Bahkan sebaliknya, Riyadh mulai mengubah peta kawasan dengan tak lagi memprioritaskan AS dalam menangani isu kawasan. 

Contoh mutakhir saat MBS menyambut hangat Presiden Suriah Bashar al-Assad di KTT Liga Arab pada Mei lalu. MBS mencium dan memeluk Assad. Liga Arab kembali merangkul Suriah dalam keanggotaan mereka, langkah yang Washington tak sepakat. 

Saudi juga membelanjakan ratusan miliar dolar AS untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah. Reformasi yang dilakukan MBS, disertai dengan penangkapan para pengkritiknya termasuk pengusaha, ulama, dan aktivis HAM. 

Sejumlah pejabat AS memberikan keterangan mengenai perjalanan Blinken ini, pekan lalu. Terdapat pembicaraan mengenai pemajuan HAM dan kebebasan dengan Saudi. Namun, mereka menolak menjawab Blinken mampu menjamin isu bakal disepakati Saudi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement