Senin 05 Jun 2023 14:24 WIB

OJK: Sektor Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Volatilitas Global

Stabilitas jasa keuangan di Indonesia tetap stabil ditopang oleh permodalan tinggi.

OJK memastikan sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil di tengah volatilitas sektor keuangan di tingkat global.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO
OJK memastikan sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil di tengah volatilitas sektor keuangan di tingkat global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memastikan sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil di tengah volatilitas sektor keuangan di tingkat global.

"Stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil ditopang oleh permodalan yang tinggi, profil risiko yang terjaga, dan likuiditas yang memadai," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Baca Juga

Ia merinci sektor pasar modal Indonesia, sampai dengan 31 Mei 2023 investor asing membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 20,58 triliun.

Dia melanjutkan, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai Rp 101,35 triliun hingga 31 Mei 2023, dengan perusahaan publik baru tercatat sebanyak 35 perusahaan. "Sedangkan, di pipeline initial public offering (IPO) terdapat 117 perusahaan, dengan nilai Rp 137,56 triliun. Dengan rencana IPO baru 63 perusahaan," ujar Mahendra.

Sektor perbankan, dia mengungkapkan penyaluran kredit tumbuh 8,08 persen year on year (yoy) periode April 2023, yang didorong oleh pertumbuhan kredit investasi yang mencapai 11,3 persen (yoy). Namun, termoderasi oleh kredit modal kerja yang tumbuh 6,55 persen (yoy).

Kemudian, dia melanjutkan, dana pihak ketiga (DPK) periode April 2023 tumbuh 6,82 persen (yoy) menjadi Rp 8.005 triliun, dengan giro dan deposito sebagai penopang utama. "Risiko kredit pada April 2023 terjaga dengan ratio NPL 0,78 persen dan NPL 2,53 persen," ujar Mahendra.

Pada sektor industri keuangan nonbank (IKBN), dia mengungkapkan akumulasi pendapatan premi asuransi periode Januari hingga April 2023 mencapai Rp 101,34 triliun.

Kemudian, dia melanjutkan, nilai outstanding piutang pada industri pembiayaan tumbuh tinggi sebesar 15,13 persen (yoy) menjadi Rp 438,85 triliun, didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing masing tumbuh 33,4 persen (yoy) dan 17, 9 persen (yoy).

Selanjutnya, industri peer to peer (P2P) lending periode April 2023 membukukan outstanding pembiayaan yang tumbuh 30,63 persen (yoy) menjadi Rp 50,53 triliun, dengan tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat 2,82 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement