Ahad 04 Jun 2023 06:17 WIB

Ini Penyebab Kian Redupnya Industri Galangan Kapal Kabupaten Batang

Pada masa jayanya, terdapat sekitar 60 galangan kapal di sana.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan kapal di sentra industri galangan kapal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Kondisi industri galangan kapal kayu di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kian meredup dari tahun ke tahun. Padahal, industri galangan kapal di Batang itu pernah berjaya pada era 2011.

Bahkan, ketika itu pernah menjadi salah satu sentra galangan kapal terbaik dan terbesar di Indonesia. Namun, saat ini situasinya berubah.

Berdasarkan data dari  Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Dislutkanak) Kabupaten Batang, dari 60 galangan kapal saat ini hanya 17 pelaku usaha pembuatan kapal yang masih bertahan.

“Memang untuk galangan kapal di Batang kondisinya sudah semakin berkurang, dari data kami saat ini ada 17, pada masa jaya-jayanya itu ada sekitar 60 galangan kapal,” kata Kepala Tukang Galangan Kapal Nelayan Pantura Jaya, Tarsono.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat sejumlah galangan kapal menutup operasi. Mulai dari semakin sepi permintaan hingga dampak Covid-19.

Diakui, dampak Covid-19 kemarin memang cukup berpengaruh besar bagi mereka, juga perhitungan pembuatan kapal dan keuntungan omzet sekarang agak mengalami penurunan.

"Untuk produksi saat ini setiap galangan kapal menghasilkan empat unit per tahun itu sudah cukup lumayan, kalau dulu bisa lebih banyak,” jelasnya.

Industri galangan kapal di Kabupaten Batang pun termasuk salah satu pembuat kapal dengan kualitas terbaik yang sangat identik.

“Keistimewaan galangan kapal di Kabupaten Batang adalah, kapalnya awet bisa melaut beberapa tahun, pengerjaannya juga sangat teliti,” kata dia.

Nelayan Pantura Jaya merupakan salah satu industri galangan kapal yang masih bertahan. Galangan kapal yang berada di sungai Sambong itu saat ini tengah mengerjakan permintaan empat kapal.

“Ada beberapa jenis kapal yang biasa dibuat. Di antaranya kapal cakalang, kursin, cumi, dan cantrang. Kayu yang digunakan adalah kayu bengkirai dan laban dari Kalimantan,” ujarnya.

Setiap kapal memiliki waktu pengerjaan berbeda, kapal jenis cakalang misalnya kapal 160 GT itu membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 1,5 hingga dua tahun dikerjakan 20 orang.

Pemesan kapal pun datang dari berbagai daerah. Mulai dari Tegal, Juwana, Cilacap, Jakarta, hingga Bali. Kapal kayu yang dibuat di Kabupaten Batang ini memang dikenal dengan kualitas terbaik.

Satu unit kapal lengkap siap berangkat mencapai harga Rp 18 miliar. “Keunggulannya, kalau dari setiap juragan itu memang berbeda dari lainnya, karena dikerjakan dengan teliti, dan cukup kuat usianya bisa sampai 25 tahun,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement