REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus mengembangkan petani milenial dan wirausaha muda pertanian di seluruh Indonesia dalam upaya regenerasi di sektor pertanian.
Salah satu upaya yang dilakukan, dengan melakukan pendampingan dan memfasilitasi para pemuda/i untuk terjun di sektor pertanian, baik sebagai petani maupun tenaga kerja yang terampil.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong untuk seluruh pemuda milenial membangun pertanian modern yang sesuai dengan tuntutan zaman. "Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern, perlu dilakukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Pengusaha pertanian milenial diharapkan mampu menjadi resonansi penggebuk tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot pembangunan pertanian menjadi pertanian maju, mandiri dan modern," katanya.
Melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), Kementan bersama International Fund for Agriculture Development (IFAD) berupaya menumbuh menumbuhkembangkan wirausaha muda dan tenaga kerja yang andal di sektor pertanian.
Sasaran Program YESS adalah pemuda berusia 17 hingga 39 tahun pada empat provinsi yang menjadi lokasi Program YESS pada 15 kabupaten di empat provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) senantiasa melakukan pendampingan dalam upaya memfasilitasi petani milenial di wilayah Program YESS Jawa Timur.
Satu di antaranya adalah Haris Sukma Lutfiansyah, pemuda asal Kasembon, Kabupaten Malang di Jawa Timur. Haris merupakan generasi milenial Penerima Manfaat dari Hibah Kompetitif pada Program YESS tahun 2021 dengan komoditas usaha budi daya kambing perah.
Setelah mendapatkan dana Hibah Kompetitif melalui Program YESS, populasi yang awalnya 35 ekor bertambah menjadi 52 ekor kambing perah dengan total produksi susu 850 liter per bulan.
Usaha kambing perah milik Haris Sukma Lutfiansyah telah berkembang dan omsetnya telah mencapai Rp15 juta hingga Rp juta per bulan. Tak hanya itu, Harris juga mampu memberdayakan peternak di sekitarnya, sekitar 22 orang telah menjadi mitra usaha Haris.
Pada Sabtu (27/05), PPIU Jawa Timur bersama Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah didampingi Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengunjungi peternakan kambing perah milik Haris, melalui badan usaha Sukma Jaya Farm.
Kunjungan tersebut juga dihadiri para peternak kambing daerah Kasembon, penyuluh dan perwakilan District Implementation Team (DIT) Kabupaten Malang.
Siti Munifah melalui kunjungan dan diskusi, menyampaikan apresiasi pada Program YESS dan petani milenial yang menekuni sektor pertanian.
“Pembinaan dan pengawalan Program YESS dari PPIU Jawa Timur telah membuahkan hasil, tidak hanya dalam bentuk laporan, melalui anak-anak muda Program YESS akan berjalan lebih cepat dan efektif,” katanya.
Haris juga mengucapkan terima kasih pada Program YESS dan Kementan yang telah memfasilitasi anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian.“Pendampingan dan pembinaan dari Program YESS, kami para peternak kambing perah di Kasembon sangat berterima kasih," katanya.
Haris menambahkan, Program YESS dengan Hibah Kompetitif dan Pelatihan dapat memberikan manfaat, pengetahuan, dan relasi, sehingga dapat membantu perkembangan usaha.