Rabu 31 May 2023 14:32 WIB

Survei: Warga UEA Lebih Suka Belanja ke Toko Langsung

Konsumen menyukai toko yang menyediakan fasilitas pengalaman konsumen.

Mall of Emirates. Mayoritas penduduk Uni Emirat Arab (UEA) masih lebih suka berbelanja bahan makanan, pakaian, dan furnitur di toko langsung.
Foto: EPA
Mall of Emirates. Mayoritas penduduk Uni Emirat Arab (UEA) masih lebih suka berbelanja bahan makanan, pakaian, dan furnitur di toko langsung.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Mayoritas penduduk Uni Emirat Arab (UEA) masih lebih suka berbelanja bahan makanan, pakaian, dan furnitur di toko langsung meskipun pertumbuhan besar-besaran terlihat di sektor e-commerce pada periode pascapandemi.

Berdasarkan studi yang dirilis platform teknologi keuangan global, Adyen, untuk produk terkait teknologi dan produk kecantikan serta pemesanan liburan/hiburan, warga UEA biasanya akan mengambil jalur online, dilansir Khaleej Times, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga

Dalam hal cara pembayaran, kartu tetap menjadi pilihan paling populer untuk pembelian di dalam toko diikuti oleh uang tunai, kode QR, debit langsung, dan dompet digital. Temuan perusahaan yang berkantor pusat di Belanda itu berdasarkan survei terhadap 1.000 konsumen dan 500 usaha ritel di UEA.

Dikatakan hampir 69 persen konsumen UEA mengatakan bahwa mereka akan lebih setia kepada peritel yang membiarkan mereka membeli secara online dan kembali ke toko. Hampir dua pertiga (64 persen) menyatakan mereka akan mendapatkan pengalaman berbelanja yang lebih baik jika bisnis memungkinkan mereka untuk berbelanja di dalam toko dan menyelesaikannya secara online, atau sebaliknya.

Lebih dari sepertiga, 69 persen, pembeli menegaskan, mereka akan terus membeli dari merek yang menyediakan toko ritel dengan pengalaman yang bisa mereka nikmati. "Saat pengecer berusaha untuk menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih inovatif dan mulus, pelanggan pasti memperhatikan dan menghargai mereka dengan kesetiaan," kata laporan itu.

Selain itu, studi tersebut menemukan bahwa peritel UEA menyadari pentingnya menghubungkan semua saluran penjualan. Sarena 50 persen peritel telah mulai berinvestasi dalam strategi ini dalam satu tahun terakhir, dan 45 persen sedang mempertimbangkan penerapannya. 

Kepala Timur Tengah di Ayden, Sander Maertens, mengatakan, sangat bagus untuk menyaksikan bahwa di UEA, lebih dari setengah peritel mengakui potensi perdagangan terintegrasi dan memilih untuk berinvestasi di dalamnya. "Terlepas dari perubahan signifikan dalam perilaku konsumen selama beberapa tahun terakhir, peritel yang telah menganut perdagangan terintegrasi akan lebih mudah menavigasi dan beradaptasi dengan perubahan ini," kata Maertens.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement