Senin 29 May 2023 13:54 WIB

Data Tesla Bocor, Ribuan Pengguna Keluhkan Fitur Autopilot

Surat kabar berbahasa Jerman mengaku menerima data dari informan Tesla.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Surat kabar berbahasa Jerman Handelsblatt mengatakan telah menerima data dari informan Tesla sebesar 100GB. Data tersebut menunjukkan perusahaan menerima ribuan keluhan tentang fitur Autopilot-nya selama beberapa tahun terakhir.
Foto: Reuters
Surat kabar berbahasa Jerman Handelsblatt mengatakan telah menerima data dari informan Tesla sebesar 100GB. Data tersebut menunjukkan perusahaan menerima ribuan keluhan tentang fitur Autopilot-nya selama beberapa tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat kabar berbahasa Jerman Handelsblatt mengatakan telah menerima data dari informan Tesla sebesar 100GB. Data tersebut menunjukkan perusahaan menerima ribuan keluhan tentang fitur Autopilot-nya selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Jalopnik, koleksi data berisi 23.000 file internal dengan keluhan dari tahun 2015 hingga Maret 2022. Dalam jangka waktu tersebut, Tesla dilaporkan menerima 2.400 laporan tentang masalah akselerasi sendiri dan 1.500 kasus tentang masalah fungsi pengereman.

Baca Juga

Sementara 139 keluhan tentang pengereman darurat yang tidak disengaja dan 383 tentang phantom stop dari peringatan tabrakan palsu. File itu juga dilaporkan mencakup lebih dari 1.000 laporan kecelakaan dan tabel berisi 3.000 insiden di mana pengemudi menyatakan kekhawatiran keamanan tentang sistem bantuan pengemudi Tesla.

Meskipun insiden yang dilaporkan sebagian besar terjadi di Amerika Serikat (AS), beberapa keluhan datang dari wilayah lain, seperti Asia dan Eropa. Handelsblatt mengatakan telah menghubungi lusinan pelanggan dari file tersebut untuk mengonfirmasi laporan mereka. Beberapa di antaranya bahkan dapat berbagi video dengan publikasi tersebut.

Selain berisi perincian tentang ribuan keluhan keselamatan, file juga menyertakan instruksi bagi karyawan tentang cara berkomunikasi dengan pelanggan. Rupanya, mereka diberitahu untuk tidak menyalin dan menempelkan laporan insiden pada email atau pesan teks dan tidak membiarkan informasi tersebut sebagai rekaman pesan suara. Mereka hanya dapat menyampaikan informasi secara lisan kepada pelanggan.

Dalam sebuah surat yang menjelaskan mengapa publikasi memutuskan untuk menerbitkan informasi dari file Tesla, pemimpin redaksi Handelsblatt Sebastian Matthes mengatakan tim beranggotakan 12 orang menyaring dan mengevaluasi file tersebut selama enam bulan.

“Data tersebut melukiskan gambaran pelopor mobil listrik yang tampaknya memiliki masalah teknologi jauh lebih besar daripada yang diketahui sebelumnya. Misalnya dengan Autopilot-nya. File Tesla berisi ribuan laporan tentang komplikasi dengan sistem bantuan pengemudi," katanya dilansir Engadget, Senin(29/5/2023).

Dia mengatakan timnya mengirimi Tesla daftar pertanyaan yang lengkap, tetapi pembuat mobil itu memilih untuk tidak menjawabnya. Sebaliknya penasihat pelaksana Tesla untuk litigasi Joseph Alm mengatakan data telah dicuri.

Pelaporan media atas informasi yang diperoleh secara ilegal tidak diperbolehkan tanpa adanya keadaan luar biasa. Alm juga mengatakan perusahaan yakin mantan karyawan yang tidak puas menggunakan aksesnya sebagai teknisi layanan untuk mengeksploitasi informasi yang melanggar perjanjian sebelum meninggalkan perusahaan. Tesla bermaksud menuntut mantan karyawan tersebut atas pencurian informasi rahasia Tesla dan data pribadi karyawan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement