Kamis 25 May 2023 16:25 WIB

Soal Impor Kereta, Erick Thohir: Tunggu Data INKA dan KAI

Erick meminta KAI melakukan reviu ulang mengenai proyeksi pengguna kereta.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Penumpang menaiki moda transportasi umum KRL Commuter Line di Stasiun Yogyakarta, Kamis (25/5/2023). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunggu dua data final dari PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penumpang menaiki moda transportasi umum KRL Commuter Line di Stasiun Yogyakarta, Kamis (25/5/2023). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunggu dua data final dari PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunggu dua data final dari PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Erick ingin membandingkan kemampuan produksi INKA dengan kebutuhan kereta oleh KAI.

"Tapi saya sudah memasukkan juga ke 2024, salah satunya PMN (penyertaan modal negara) untuk INKA Rp 1,5 triliun kalau tidak salah, asal konteksnya untuk memperbesar produksi," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga

Erick pun menunggu data terbaru dari KAI terkait proyeksi peningkatan penumpang kereta, khususnya KRL Jabodetabek. Erick meminta KAI melakukan reviu ulang mengenai proyeksi pengguna kereta pasca covid-19 yang mengalami peningkatan signifikan. 

"Kalau data ini sudah keluar, baru kita singkronkan, jadi bisa ada keputusan, berapa yang dalam negri bisa buat dan berapa impor. Jadi bukan karena ribut impor atau dalam negeri tapi tanpa solusi buat masyarakat pengguna kereta yang akhirnya berhimpit-himpitan, kan mesti ada solusinya," kata Erick. 

Erick menilai perlu ada titik temu yang didasarkan pada data kemampuan produksi dan juga peningkatan jumlah pengguna jasa kereta.  Erick mengatakan Kemrnterian BUMN terus berkoordinasi dengan Kemenko Maritim dan Investasi, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perindustrian untuk mencari jalan keluar dalam mengantisipasi peningkatan jumlah pengguna kereta. 

Erick menambahkan suntikan modal kepada INKA merupakan hal yang wajar jika melihat kontribusi BUMN kepada negara yang mencapai Rp 80 triliun. Erick mengatakan PMN juga ditujukan agar INKA dapat meningkatkan kapasitas produksi.

"Jadi saya tidak bisa bicara tanpa data, sekarang sedang singkronisasi data, lagi kita tunggu," ucap Erick usai menghadiri Indonesia-Cina Smart City Technology and Investment Expo 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement