Rabu 24 May 2023 09:12 WIB

Bos Swatch Group Sesalkan Tindakan Malaysia Sita Jam Tangan Pride Collection

Otoritas Malaysia menyita jam tangan Pride Collection karena memiliki elemen LGBT.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Jam tangan Swatch edisi Pride Collection.
Foto: Swatch.com
Jam tangan Swatch edisi Pride Collection.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menyita 164 jam tangan Pride Collection yang dikeluarkan oleh Swatch. Produsen jam tangan asal Swiss itu menyesalkan langkah yang diambil oleh Pemerintah Malaysia.

Swatch mengatakan, pejabat Kementerian Dalam Negeri menggerebek gerainya di berbagai mal di seluruh Malaysia pada 13 Mei dan 14 Mei. Mereka menyita jam tangan Pride Collection karena memiliki elemen LGBT.

Baca Juga

Jam tangan ini hadir dalam enam pilihan warna, sesuai dengan warna yang ada di bendera pride gay. Jam tangan ini juga memiliki dua lingkaran pelangi di tali pengikatnya.

“Kami sangat menentang bahwa koleksi jam tangan kami yang menggunakan warna pelangi dan memiliki pesan kedamaian dan cinta dapat berbahaya bagi siapa pun,” kata CEO Swatch Group Nick Hayek Jr dalam sebuah pernyataan.

“Sebaliknya, Swatch selalu mengedepankan pesan positif tentang kegembiraan dalam hidup. Ini bukan politik. Kami bertanya-tanya bagaimana Divisi Regulasi dan Penegakan Kementerian Dalam Negeri akan menyita banyak pelangi alam yang indah yang muncul seribu kali setahun di langit Malaysia,” kata Hayek menambahkan.

Malaysia yang mayoritas Muslim mengkriminalisasi hubungan sesama jenis, dengan hukuman mulai dari hukuman cambuk di bawah hukum Islam hingga 20 tahun penjara di bawah hukum perdata era kolonial. Oposisi Partai Islam Pan-Malaysia baru-baru ini mengkritik konser band Inggris Coldplay yang akan berlangsung pada November mendatang, karena dukungannya terhadap gerakan LGBT.

Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution mengatakan, dia sedang menunggu laporan lengkap tentang pernyataan jam tangan Swatch tersebut sebelum mengeluarkan pernyataan. 

Sementara itu, kelompok hak-hak gay, Jejaka, mengecam penyitaan jam tangan tersebut. Mereka mengatakan, pernyataan itu menunjukkan tingkat intoleransi yang sangat meresahkan.

Mereka mendesak pemerintah untuk mempromosikan budaya penerimaan dan pengertian, ketimbang represi dan diskriminasi."Ini lebih dari soal jam tangan berwarna. Ini tentang menghormati keragaman, kebebasan berekspresi, dan yang paling penting, cinta," kata kelompok Jejaka dalam sebuah pernyataan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement