Sabtu 20 May 2023 09:38 WIB

Jokowi Dorong Jepang Percepat Penyelesaian Proyek MRT di Indonesia

Jokowi mengusulkan agar dilakukan penunjukan langsung kontraktor Jepang.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan MRT Fase 2A CP 201 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Jepang agar melakukan percepatan penyelesaian proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Indonesia.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan MRT Fase 2A CP 201 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (19/5/2023). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Jepang agar melakukan percepatan penyelesaian proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Jepang agar melakukan percepatan penyelesaian proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Indonesia. Jokowi mengusulkan agar dilakukan penunjukan langsung kontraktor Jepang.

Selain itu, dalam pertemuan ini juga dibahas terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini disampaikan Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023).

Baca Juga

"Terkait pembangunan IKN, saya menyambut baik penandatanganan lima Nota Kesepahaman dengan JICA, JBIC, JCODE, JIBH, dan UR," ucap Jokowi dikutip dari siaran pers Istana.

Selain itu, Jokowi dan PM Kishida juga membahas transisi energi. Jokowi menyebut bahwa Indonesia mendorong percepatan realisasi komitmen Jepang sebesar 500 juta dolar AS untuk teknologi rendah karbon dan percepatan penghentian PLTU, serta implementasi kesepakatan bisnis oleh PLN, Pupuk Indonesia, Pertamina, dengan mitra Jepang sebagai upaya mencapai net zero emission.

Terkait peningkatan kemitraan kedua negara, Jokowi berharap perundingan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dapat diselesaikan pada September 2023 mendatang.

"Ini sudah berjalan lama. Penghapusan tarif produk tuna kaleng, perluasan bidang kerja PMI di sektor pariwisata dan industri, dan implementasi capacity building," ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi dan PM Kishida juga membahas mengenai perdagangan Indonesia-Jepang. Menurut Jokowi, Indonesia telah memberikan fleksibilitas untuk produk pertanian dari Fukushima.

"Saya minta fleksibilitas Jepang terkait perluasan akses buah tropis Indonesia, termasuk mangga," ungkap dia.

Sedangkan terkait Myanmar, Jokowi menyampaikan perlunya dukungan Jepang untuk melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui AHA Center serta implementasi AOIP melalui partisipasi di ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum. Dalam sambutan pengantarnya, Jokowi pun menyampaikan apresiasi atas undangan Pemerintah Jepang untuk Indonesia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima.

"Yang Mulia, terima kasih atas undangan KTT G7. Jepang adalah mitra penting dan strategis Indonesia. Saya sepakat untuk meningkatkan kemitraan kita agar lebih luas dan konkret," ujar Jokowi.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan kali ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi, dan Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Santo Darmosumarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement