Kamis 18 May 2023 19:09 WIB

Harga Telur Ayam dan Sayuran di Cirebon Meroket

Harga bawang merah Rp 48 ribu per kg dari sebelumnya Rp 35 ribu

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Telur ayam. Harga telur ayam dan sayuran di Kota Cirebon mengalami kenaikan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Telur ayam. Harga telur ayam dan sayuran di Kota Cirebon mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Cirebon terus mengalami kenaikan. Tak hanya telur ayam, kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas sayuran.

Di Pasar Harjamukti, Kota Cirebon, harga telur ayam kini mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Padahal usai Lebaran 2023, harga telur ayam tidak sampai melebihi Rp 30 ribu per kilogram.

‘’Naiknya perlahan. Harga Rp 32 ribu per kilogram ini bertahan sudah lebih dari seminggu yang lalu,’’ kata seorang pedagang telur di Pasar Harjamukti, Dadang, Kamis (18/5/2023).

Dadang mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga telur ayam tersebut. Menurutnya, kenaikan harga itu sudah terjadi di tingkat agen.

Selain telur, harga sejumlah komoditas sayuran juga mengalami kenaikan. Seperti bawang merah, yang kini harganya sudah mencapai Rp 48 ribu per kilogram dari sebelumnya di kisaran Rp 35 ribu - Rp 36 ribu per kilogram.

Selain itu, timun dari Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram, labu siam dari Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu per kilogram dan tomat dari Rp 6 ribu per kilogram kini melonjak hingga Rp 16 ribu per kilogram.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Harjamukti, Tuti, mengatakan, kenaikan harga sayuran sudah terjadi sejak dari pasar induk. Karena itu, dia harus ikut menaikkan harga jual kepada konsumennya.

‘’Ya konsumen sih mengeluh, terutama bawang merah karena hampir semua masakan pakai bawang merah,’’ kata Tuti.

Sementara itu, seorang pedagang makanan di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Surti, mengaku terkejut dengan naiknya harga telur maupun sejumlah komoditas sayuran. Seperti misalnya timun, yang biasa dibelinya Rp 6 ribu per kilogram. Namun dengan uang tersebut, kini dia hanya memperoleh setengah kilogram.

‘’Sebagai masyarakat, apalagi saya sebagai pedagang makanan, tentu berharap harga-harga bisa secepatnya turun,’’ ucap Surti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement