Sabtu 13 May 2023 14:21 WIB

JK Heran 50 Persen Ekonomi Indonesia Dikuasai Etnis Tionghoa

Padahal warga Tionghoa di Indonesia hanya 4,5 persen dari total jumlah penduduk.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK). JK heran ekonomi Indonesia didominasi oleh warga etnis Tionghoa. (ilustrasi)
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK). JK heran ekonomi Indonesia didominasi oleh warga etnis Tionghoa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ke-10 dan Ke-12, Jusuf Kalla (JK) mengungkit ekonomi Indonesia yang 50 persen lebih dikuasai oleh orang beretnis Tionghoa. Hal ini menurutnya mengherankan karena jumlah etnis Tionghoa di Tanah Air sekitar 4,5 saja. 

"Di Indonesia penduduk Tionghoa itu hanya 4,5 persen tapi menguasai ekonomi lebih dari 50 persen. Jadi kekuatan 10 kali lipat dari pada jumlahnya," kata JK dalam acara Halal Bihalal dan Silaturahmi Tokoh Bangsa yang digelar ICMI pada Jumat (12/5/2023) malam. 

Baca Juga

JK lantas menyinggung Malaysia yang penduduk Tionghoanya menguasai 60 persen ekonomi negara tetangga Indonesia itu. Hanya saja, dalam kasus ini menurutnya tak heran karena penduduk Tionghoa disana jumlahnya sekitar 30 persen. 

"Malaysia juga, tapi Malaysia memang penduduk Tionghoa itu 30 persen. Jadi kalau ekonomi Malaysia 60 persen dikuasai Tionghoa itu hanya 1 banding dua," ujar JK. 

Selain itu, JK menyayangkan sedikitnya jumlah warga Indonesia yang bergerak sebagai wirausaha. Padahal wirausaha dapat menggerakkan ekonomi bangsa. Walau demikian, JK berharap kondisi ini membuat warga Indonesia termotivasi untuk menyaingi etnis Tionghoa dari segi ekonomi. 

"Tentu (etnis Tionghoa) sahabat-sahabat kita, penting kerjanya bayar pajak, dia pekerjakan orang. Tapi tantangan terbesarnya ada di kita. Mereka tidak salah, yang kurang kita. Karena itu tantangan kita yang terbesar adalah entrepreneurship," ucap JK. 

Diketahui, acara Halal Bilhalal ICMI dan Silaturrahmi Tokoh Bangsa adalah upaya ICMI merekatkan komponen bangsa dan menguatkan komitmen menjaga Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik, berperadaban maju dan disegani dunia internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement