REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kerajaan Arab Saudi telah meluncurkan dana abadi investasi untuk asosiasi atau kelompok yang menawarkan layanan kepada jamaah haji di negara tersebut. Langkah ini diambil dengan maksud untuk memastikan kesinambungan keuangan bagi asosiasi non-pemerintah.
Dana tersebut diluncurkan oleh Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq Al Rabiah dan Gubernur Otoritas Umum untuk Awqaf Emad Alkharashi, bergabung dengan pejabat lain dan kepala dewan asosiasi non-pemerintah di Riyadh.
Otoritas Awqaf telah menyumbangkan 100 juta riyal Saudi untuk dana tersebut. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan peran kelompok-kelompok ini dalam melayani jamaah, mendiversifikasi sumber pendapatan mereka di sektor nirlaba dan mendorong penyedia wakaf baru.
Dilansir di Gulf News, Sabtu (13/5/2023), dana tersebut akan berkontribusi untuk mensponsori dan membiayai inisiatif dan proyek yang disarankan oleh kelompok-kelompok ini, serta mengkoordinasikan dan mengintegrasikan ke dalam lembaga kompeten lainnya.
Di bawah rencana pembangunan ambisius kerajaan, yang secara resmi dikenal sebagai Visi Saudi 2030, Arab Saudi bertujuan untuk menarik hingga 30 juta jamaah umrah dan pengunjung setiap tahun pada tahun 2030.
Jutaan Muslim dari seluruh dunia berduyun-duyun ke Arab Saudi sepanjang tahun untuk melakukan umrah atau haji. Haji, sebagai salah satu dari lima kewajiban Islam, dijadwalkan akan berlangsung pada akhir Juni tahun ini.
Arab Saudi mengatakan tidak akan ada batasan jumlah jamaah haji dari seluruh dunia untuk musim haji yang akan datang. Kebijakan ini diambil untuk membalikkan pembatasan sebelumnya yang dipicu oleh pandemi Covid-19.
Dalam dua tahun terakhir, Arab Saudi mengurangi jumlah umat Islam yang diperbolehkan menunaikan ibadah haji untuk mencegah penyebaran pandemi. Biasanya, sekitar 2,5 juta Muslim biasanya menghadiri haji setiap tahun di masa pra-pandemi.
Sumber:
Ikuti Whatsapp Channel Republika
