Kamis 11 May 2023 06:30 WIB

Emas Tergelincir Akibat Aksi Ambil Untung

Inflasi sesuai ekspektasi membuat harga emas harus menunggu untuk naik lagi.

Emas (ilustrasi). Harga emas melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 11/5/2023 pagi WIB), menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut.
Foto: Republika/Prayogi
Emas (ilustrasi). Harga emas melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 11/5/2023 pagi WIB), menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 11/5/2023 pagi WIB), menghentikan kenaikan dua hari berturut-turut. Hal ini disebabkan optimisme atas pemotongan suku bunga Federal Reserve memudar setelah laporan inflasi AS, memicu aksi ambil untung di antara beberapa investor.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,80 dolar AS atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 2.037,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.056,00 dolar AS dan terendah di 2.028,30 dolar AS.

Baca Juga

Emas berjangka terkerekk 9,70 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 2.042,90 dolar AS pada Selasa (9/5/2023), setelah terangkat 8,40 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 2.033,20 dolar AS pada Senin (8/5/2023), dan anjlok 30,90 dolar AS atau 1,50 persen menjadi 2.024,80 dolar AS pada Jumat (5/5/2023).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (10/5/2023) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen pada April, sejalan dengan ekspektasi pasar. Secara tahunan, tingkat inflasi adalah 4,9 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan dan turun dari kenaikan tahun-ke-tahun sebesar 5,0 persen pada Maret. Pembacaan inflasi tahunan di bawah 5,0 persen untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Dengan angka IHK yang sesuai dengan ekspektasi, para pedagang kecewa karena mereka tidak bisa mendapatkan gambaran pasti tentang waktu penurunan suku bunga dan jeda suku bunga. Para analis pasar berpendapat bahwa Federal Reserve dapat terus mengulur waktu dan menunggu kejelasan dari rilis data ekonomi mendatang selama beberapa bulan mendatang.

"Masih ada risiko Fed harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Emas akan membutuhkan lebih banyak penurunan suku bunga untuk menjadi harga yang agresif guna melanjutkan reli," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Tetapi beberapa analis mengatakan emas dapat mencoba mencapai rekor tertinggi, mengingat kekhawatiran ekonomi yang terus-menerus, termasuk potensi gagal bayar jika plafon utang AS tidak dinaikkan.

"Lebih banyak perhatian harus diberikan pada keadaan sistem perbankan dan kecerobohan dalam pembicaraan plafon utang," kata analis StoneX Rhona O'Connell.

Fokus pasar sekarang bergeser ke indeks harga produsen April yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat untuk petunjuk lebih lanjut.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 24 sen atau 0,93 persen, menjadi ditutup pada 25,658 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 3,10 dolar AS atau 0,28 persen, menjadi menetap pada 1.119,10 dolar AS per ounce.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement