Rabu 10 May 2023 12:48 WIB

Juri Putuskan Trump Bersalah Atas Pelecehan Seksual

Juri putuskan Trump bersalah atas pelecehan seksual terhadap kolumnis E. Jean Carroll

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Juri memutuskan Donald Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap kolumnis E. Jean Carroll tahun 1996.
Foto: AP
Juri memutuskan Donald Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap kolumnis E. Jean Carroll tahun 1996.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juri memutuskan Donald Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual terhadap kolumnis E. Jean Carroll tahun 1996. Carroll mendapatkan 5 juta dolar AS dalam putusan yang akan membayangi kampanye Trump di pemilihan presiden 2024.

Putusan terbagi: Juri menolak klaim pemerkosaan Carroll dan Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual. Keputusan ini menambah beban hukum pada Trump dan membenarkan klaim Carroll yang dibantah dan diejek mantan presiden itu selama bertahun-tahun.

Baca Juga

Ia mengangguk saat keputusan itu dibacakan di pengadilan federal Kota New York. Tiga jam setelah argumen penutup dimulai. Ia kemudian memeluk pendukungnya dan tersenyum sambil menitikkan air mata. Saat ruang sidang dibersihkan terdengar suara Carroll tertawa dan menangis.

Pada Rabu (9/5/2023) juri juga menemukan Trump bersalah mencemarkan nama baik Carroll. Mantan presiden itu tidak menghadiri sidang dan abses saat putusan dibacakan.

Trump segera mengecam keputusan itu di media sosialnya, mengklaim ia tidak mengenal Carroll. Ia mengatakan keputusan itu "aib" dan "perburuan penyihir terus-menerus sepanjang waktu," ia berjanji akan mengajukan banding.

Perburuan penyihir yang kerap dilontarkan Trump merupakan istilah yang merujuk mencari-cari kesalahan yang tidak ada.

Pengacara Trump, Joseph Tacopina menjabat tangan Carroll dan memeluk pengacara kolumnis itu, Roberta Kaplan usai keputusan dibacakan. Di luar ruang sidang ia mengatakan penolakan juri atas klaim pemerkosaan tapi menyatakan Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual "membingungkan" dan "aneh."

"Sebagian dari diri saya jelas sangat senang Donald Trump tidak dilabelkan sebagai pemerkosa," katanya.

Ia membela ketidakhadiran Trump dengan mengatakan "atmosif sirkus" persidangan. Tacopina mengatakan bila Trump akan berada di sana "akan lebih mirip sirkus."

"Apa yang dapat anda katakan dari 'saya tidak melakukannya'?"

Dalam pernyataan tertulis Kaplan mengatakan keputusan ini menunjukkan tidak ada yang berada di atas hukum.  "Bahkan presiden Amerika Serikat," katanya.

Di pernyataannya sendiri, Carroll mengatakan gugatannya pada Trump untuk "membersihkan nama saya dan mendapatkan hidup saya kembal."

"Hari ini akhirnya dunia tahu kebenarannya. Kemenangan ini tidak hanya untuk saya tapi setiap perempuan yang menderita karena tidak dipercaya," katanya.

Belum diketahui implikasi keputusan ini pada upaya Trump maju kembali dalam pemilihan presiden. Ia calon unggulan dari Partai Republik dan menghadapi sejumlah konsekuensi politik dari kontroversi-kontroversi sebelumnya. Mulai dari rekaman vulgar tayangan "Access Hollywood" sampai sidang di pengadilan New York.

Pesaingnya di Partai Republik bungkam atas keputusan ini, menandakan mereka enggan melawan pendukung Trump yang sangat penting untuk memenangkan pemilihan presiden. Salah satu pesaing Trump dalam calon kandidat presiden dari Partai Republik, mantan Gubernur Arkansas Asa Hutchinson, berkomentar tentang keputusan ini.

"Contoh lain dari perilaku Donald Trump yang tidak dapat dibela," katanya.

Carroll salah satu dari lusinan perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual Trump. Dalam buku biografinya yang rilis tahun 2019, Carroll mengaku Trump memperkosanya di ruang ganti toko pakaian di Manhattan.

Trump yang kini berusia 76 tahun membantah tuduhan tersebut dan mengaku tidak pernah bertemu Carroll di toko tersebut dan tidak mengenalnya. Ia menuduh Carroll melakukan "pekerjaan gila" dengan mengarang "cerita palsu dan mengada-ada" untuk menjual bukunya.

Carroll yang berusia 79 tahun meminta kompensasi yang jumlahnya tidak diungkapkan. Sidang ini membuat publik menengok kembali topik perilaku Trump terhadap perempuan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement