Senin 08 May 2023 17:02 WIB

Makna Kebangkrutan yang Sebenarnya Bagi Muslim Menurut Rasulullah SAW

Rasulullah SAW ingatkan bahaya kebangkrutan kelak di akhirat

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Surga balasan bagi orang yang beriman. Rasulullah SAW ingatkan bahaya kebangkrutan kelak di akhirat
Foto: Pixabay
Ilustrasi Surga balasan bagi orang yang beriman. Rasulullah SAW ingatkan bahaya kebangkrutan kelak di akhirat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA menguraikan tentang orang yang bangkrut di mata Nabi Muhammad SAW. 

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat soal apakah mereka tahu tentang apa arti muflis. 

Baca Juga

Para sahabat menjawab, "Muflis menurut kami ialah orang yang tidak punya uang dan tidak punya harta." Lalu Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa muflis dari umat beliau akan datang kelak di hari kiamat dengan membawa sholat, puasa, dan zakat. 

Namun, sebagaimana sabda Nabi SAW, muflis juga membawa dosa karena dia pernah memaki orang, pernah menuduh-nuduh orang, pernah memakan harta orang, pernah membunuh orang, dan pernah memukul orang. 

فيعطى هذا من حسناته، وهذا من حسناته، فإن فنيت حسناته قبل أن يقضى ما عليه، أخذ من خطاياهم فطُرِحَتْ عليه، ثم طرح في النار

"Maka diberikanlah pahala kebaikannya itu kepada orang-orang yang dizaliminya. Jika pahala kebaikannya habis sebelum terbayar lunas kepada orang-orang yang dizaliminya, maka diambillah dosa-dosa mereka yang dizaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke neraka." (HR Muslim)

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan tentang bahaya berbuat zalim. 

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: اتقوا الظلم فإنّ الظلم ظلمات يوم القيامة، واتقوا الشحّ، فإن الشحّ أهلك من كان قبلكم، حملهم على أن سفكوا دماءهم، واستحلوا محارمهم

Dari Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Takutlah kamu berbuat zalim. Karena perbuatan zalim itu menyebabkan kegelapan kelak di hari kiamat. 

Dan takutlah kamu berbuat bakhil. Sebab berbuat bakhil itu telah membinasakan orang-orang yang sebelum kamu, karena telah menyebabkan mereka saling menumpahkan darah dan menyebabkan mereka melanggar larangan (segala yang diharamkan) Allah." (HR Muslim) Zalim adalah tindakan menganiaya kapada sesama manusia maupun diri sendiri. Menurut Islam, zalim adalah tabiat dan watak yang ada dalam diri manusia. 

Zalim juga merupakan akhlak yang tercela dan sifat buruk yang dapat merusak agama, menghilangkan kebaikan, dan mendatangkan keburukan, bahkan bisa memutus tali silaturahim. 

Secara bahasa, zalim artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya atau melakukan sesuatu yang tidak semestinya. Orang disebut zalim jika melakukan sesuatu yang tidak wajar dari apa yang telah digariskan Allah dan rasul-Nya, sehingga merugikan orang lain. 

Baca juga: 22 Temuan Penyimpangan Doktrin NII di Pesantren Al Zaytun Menurut FUUI

Nabi Muhammad SAW berpesan agar sesama Muslim tidak berbuat zalim. Nabi SAW bersabda: 

المسلمُ أخو المسلمِ لا يظلِمُه ولا يُسلِمُه مَن كان في حاجةِ أخيه كان اللهُ في حاجتِه ومَن فرَّج عن مسلمٍ كُربةً فرَّج اللهُ بها عنه كربةً مِن كُرَبِ يومِ القيامةِ ومَن ستَر مسلمًا ستَره اللهُ يومَ القيامةِ

"Seorang Muslim dengan Muslim yang lain adalah bersaudara. Dia tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepada saudaranya yang Muslim. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. 

Siapa membebaskan seorang Muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak." (HR Muslim)   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement