REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju inflasi pada April 2023 tercatat sedikit melandai meskipun bertepatan dengan momentum ramadhan dan lebaran. BPS menyebut, inflasi pada lebaran tahun ini lebih rendah dibandingkan periode lebaran tahun lalu.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan inflasi April cukup anomali karena biasanya inflasi lebaran adalah yang tertinggi sepanjang tahun. Namun inflasi April melandai meskipun harga pangan bergejolak.
"Ketika inflasi periode lebaran rendah, bisa jadi harga pangan terkendali, tapi nyatanya harga beras sebagai kontributor utama inflasi mengalami kenaikan, bisa dibilang harga pangan masih bergejolak sebenarnya," kata Bhima, Rabu (3/5/2023).
Sementara itu, inflasi pada kelompok jasa transportasi meningkat tajam. Menurut Bhima, hal tersebut wajar mengingat tingginya permintaan moda transportasi baik udara, darat maupun laut untuk keperluan mudik.
Di sisi lain, Bhima melihat penyebab landainya inflasi lebaran adalah karena inflasi inti pada April secara tahunan lebih rendah dibandingkan Maret 2023. Saat lebaran, konsumen masih menahan diri untuk melakukan belanja.
Bhima mengatakan, rendahnya konsumsi ini bisa disebabkan beberapa faktor. Salah satunya yaitu konsumen mengantisipasi kenaikan suku bunga yang terus berlanjut dan inflasi yang masih tinggi.
"Pemerinrah harus bisa menjaga suku bunga pinjaman lebih terjangkau khususnya pinjaman konsumsi baik untuk pembelian kendaraan maupun Kredit Pemilikan Rumah (KPR)," ujar Bhima.