Jumat 28 Apr 2023 09:50 WIB

Gelandangan Bawa Uang Jutaan Rupiah di Bogor Diduga ODGJ

Dinsos Kota Bogor menduga T hanya dimanfaatkan keluarganya sendiri.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin (kiri) dan pegawai Dinsos Kota Bogor menunjukkan barang bukti uang tunai senilai Rp 1,8 juta dan cek senilai Rp 1,35 miliar yang disita dari seorang gelandangan yang dijaring di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Kamis (27/4/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin (kiri) dan pegawai Dinsos Kota Bogor menunjukkan barang bukti uang tunai senilai Rp 1,8 juta dan cek senilai Rp 1,35 miliar yang disita dari seorang gelandangan yang dijaring di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Kamis (27/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Gelandangan dengan uang jutaan rupiah berinisial T yang dijaring oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor diduga merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Oleh karenanya, setelah dijaring wanita lanjut usia (lansia) tersebut dibawa ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin, mengatakan pihaknya mengandalkan psikolog RSMM untuk melakukan asesmen. Lantaran pihak Dinsos Kota Bogor sulit berkomunikasi dengan wanita tersebut.

Baca Juga

“Saat ini, barang diamankan, kita rujuk ke RSMM untuk dilakukan pengobatan. Karena hasil dari psikolog ada indikasi ODGJ,” kata Dody, Kamis (27/4/2023).

Dody menjelaskan, sebelum terjaring pada hari itu, sebelumnya gelandangan tersebut sudah pernah terjaring oleh Dinsos Kota Bogor dan dikembalikan ke keluarganya beserta surat pernyataan. Kendati demikian, meski sudah ada surat pernyataan akan bertanggungjawab, T tetap kedapatan masih menjadi pemulung dan pengemis di kolong jembatan di wilayah Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Oleh karena itu, sambung dia, Dinsos Kota Bogor memilih untuk membawa T ke RSMM karena tidak ada niat baik dari keluarga wanita tersebut. Ia pun menduga T hanya dimanfaatkan oleh keluarganya beserta anak-anaknya yang sudah dewasa.

“Karena rumah baru beres dibangun, motornya ada beberapa, tabungan ada, buku tabungan empat (buah), ada yang tabungan setiap hari seperti arisan, ATM ada,” ujarnya.

Dody pun berharap, setelah pengobatan di RSMM, T bisa kembali pulih. Sehingga bisa dibawa ke panti rehabilitasi lansia di Sukabumi.

Salah seorang pemulung yang mengenal T, Yuyun (43 tahun), mengatakan T memang kerap marah-marah secara tiba-tiba ke orang di sekitarnya. Bahkan ia pun pernah dipukul hingga terluka di bagian wajah dan bibirnya.

Yuyun pun pernah mengetahui bahwa T sudah dijaring oleh Dinas Sosial Kota Bogor. Namun T kembali menjadi gelandangan, dan kerap diusir oleh pemilik toko yang emperannya dimanfaatkan T untuk tidur.

“Dia diusir karena jorok, suka pipis. Karena orangnya kurang, nggak digubris omongan si bapak (pemilik toko),” tuturnya.

Warga sekitar lain, Iwan (32), mengaku juga mengalami hal yang sama. Iwan pernah dipukul oleh T secara tiba-tiba ketika T sedang mengorek barang bekas. “Kadang-kadang suka mukulin orang, saya aja kemarin ditabok. Sehari-hari mulung, terus (barangnya) dijual. Kayaknya bukan pengemis, cuma terkadang orang kasihan jadi ada yang ngasih,“ ujarnya.

Sebelumnya, diberitakan Dinsos Kota Bogor menjaring seorang gelandangan berinisial T di sekitar Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Panaragan di Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Kamis (27/4/2023). Wanita lansia yang berprofesi sebagai pemulung dan pengemis ini, kedapatan membawa uang tunai senilai Rp 1,8 juta, cek senilai Rp 1,35 miliar, buku tabungan, kartu ATM, dan sejumlah STNK kendaraan bermotor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement