Selasa 18 Apr 2023 17:03 WIB

BI Yakin Inflasi IHK Bisa Turun Lebih Cepat Agustus

Inflasi IHK secara bulanan tercatat 0,18 persen lebih rendah dari pola historisnya

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersama para deputi gubernur sebelum melaksanakan konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Kamis (19/1/2023).
Foto: Dok. Republika
Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersama para deputi gubernur sebelum melaksanakan konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Kamis (19/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) yakin inflasi indeks harga konsumen (IHK) bisa turun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya memperkirakan inflasi IHK bisa mencapai sasaran di bawah empat persen pada September 2023.

“Kami sekarang katakan inflasi IHK bisa turun lebih cepat. Memang belum akan empat persen tapi mulai sekarang sudah mendekati empat persen. Bulan lalu sudah 4,9 persen, nanti akan turun yang kemungkinan itu kami bisa yakini mulai Agustus di bawah empat persen,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan April 2023, Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Tah hanya itu, Perry juga meyakini inflasi inti juga akan terus bergerak turun hingga akhir 2023. Perry meyakini inflasi inti akan terus bergerak di sekitar tiga persen.

“Inflasi inti akan tetap terkendali rendah di sekitar tiga persen dalam sisa tahun 2023,” ucap Perry.

Perry menuturkan, tekanan inflasi terus menurun dan mendukung stabilitas perekonomian. Inflasi IHK secara bulanan tercatat 0,18 persen lebih rendah dari pola historisnya pada periode awal Ramadhan. Perry mengatakan, inflasi IHK secara tahunan turun dari level bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen menjadi 4,97 persen.

“Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices,” ucap Perry.

 

Sementara itu, inflasi inti Maret 2023 terus melambat dari 3,09 persen secara tahunan menjadi 2,94 persen. Perry menuturkan, hal tersebut dipengaruhi ekspektasi inflasi dan tekanan imported inflation yang menurun serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa.

Sementara itu, inflasi volatile food turun dari 7,62 persen pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen secara tahunan. “Tekanan inflasi yang terus menurun tersebut dipengaruhi oleh dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking serta sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan  pemerintah pusat dan daerah,” jelas Perry. Rahayu Subekti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement