Jumat 14 Apr 2023 22:54 WIB

Di Sukabumi, Menteri KKP Dorong Ikan Nila Jadi Proyek Unggulan

Ada Tantangan besar pasar ikan nila secara internasional mencapai 14 miliar dolar AS

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono memperlihatkan jenis ikan Nila di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi, Jumat (14/4/2023) sore.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono memperlihatkan jenis ikan Nila di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi, Jumat (14/4/2023) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mendorong ikan nila menjadi proyek unggulan nasional. Hal ini dalam menjawab kebutuhan pasar internasional.

Hal ini disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi, Jumat (14/4/2023) sore. "Ada Tantangan besar pasar ikan nila secara internasional mencapai 14 miliar dolar AS," ujar Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.

Di mana, jumlah ini akan terus meningkat dengan angka luar biasa. Sehingga kebijakan nila menjadi salah satu unggulan komoditas dalan waktu akan datang harus menjadi proyek unggulan Indoneia.

Oleh karenanya kata Sakti, pemerintah akan menggenjot budidayanya. Targetnya bisa memenuhi permintaan pasar.

Di sisi lain, Menteri KKP juga menyoroti terkait konsumsi ikan. "Kebutuhan konsumsi ikan budidaya dan tangkap laut Indonesia 13 juta ton per tahun," ujar Sakti. Sementara itu dilihat dari kenaikan tingkat konsumsi ikan rata-rata 56 kilogram per kapita per tahun dan konsumsi ini sangat tinggi.

Harusnya kata Sakti, seiring kenaikan signifikan tingkat konsumsi ikan. Maka kasus stunting nol, namun hingga kini masih ada.

Dalam artian kata Sakti, meskipun Indonesia negara kepulauan namun konsumsi ikan di wilayah lain tinggi dan di sisi lain ada yang dibawah. Sehingga harus terus didorong di masa depan.

"Target produksi nasional semaksimal mungkin 13 juta ton ikan terus meningkat," kata Sakti. Di sisi lain, permintaan dunia akan ikan juga tinggi.

Hal ini ungkap Sakti, jadi peluang dari sisi ekonomi harus digenjot di tahun mendatang agar produksi ikan naik. Ia menuturkan dari kunjungannya di BBPBAT ditemukan banyak potensi dalam perikanan budidaya.

"Di sini pusat budidaya pembibitan dan anakan ikan unggulan," ucap Sakti. Misalnya untuk jenis ikan Nila, Lele, Mas, Koi, dan lain sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement