Rabu 12 Apr 2023 10:08 WIB

Danone Gandeng Tokoh Agama untuk Mengelola Sampah di Rumah Ibadah

Menurut Ketua MUI, daur ulang menjadi barang yang berguna merupakan gerakan ibadah.

Program Gradasi di rumah ibadah untuk keberlanjutan lingkungan.
Foto: Dok Republika.co.id
Program Gradasi di rumah ibadah untuk keberlanjutan lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danone-Aqua menggandeng Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan United Nation Development Program (UNDP) Indonesia melalui Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (Gradasi) mengajak tokoh dari berbagai agama meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya mengelola sampah untuk keberlanjutan lingkungan.

Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, mengatakan, keterlibatan perseroan di Gradasi merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik di Indonesia melalui pembangunan ekosistem sirkular. Dengan demikian, kata dia, masyarakat Indonesia dapat menerapkan ekonomi sirkular dalam keseharian melalui inisiasi #BijakBerplastik.

"Kami sebagai sektor swasta yang pertama dan satu-satunya yang resmi bergabung dalam program Gradasi, berharap kolaborasi lintas sektor ini dapat mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk mengubah perilaku serta meningkatkan keterlibatan dalam mengurangi, mengelola, dan memilah sampah," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Gradasi merupakan upaya edukasi kepada rumah ibadah dalam mengelola sampah. Program tersebut membantu para pengurus rumah ibadah mengumpulkan sampah plastik masyarakat serta memudahkan akses ke bank sampah yang dekat dengan rumah ibadah tersebut.

Semua sampah yang berhasil dikumpulkan, diambil dan dikelola oleh mitra Danone-Aqua yang ada di berbagai daerah. Kemudian, sampah itu didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun barang lain yang bernilai guna.         

Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, menurut Vera, keterlibatan tokoh agama dan rumah ibadah berbagai agama di Indonesia dalam Gradasi dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat. "Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang terlibat untuk mengurangi dan mengelola sampah dengan baik," ucap Vera.

Diluncurkan sejak April 2021, Gradasi telah mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah, dan 98 pesantren di wilayah Jawa,  Gorontalo, Tapanuli, Lombok, dan Labuan Bajo. Pada 2022, Gradasi telah berhasil mengumpulkan 123 ton sampah dengan melibatkan lebih dari 130 masjid.

Gradasi juga memberikan kotak sedekah sampah dan buku panduan standar pengelolaan sampah di rumah ibadah kepada perwakilan pemuka agama di Indonesia yang diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, dan Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pdt Jimmy Sormin.

Kemudian, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus Heri Wibowo, Ketua Bidang Keagamaan dan Spiritualitas Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) KRHT Astono Chandra Dhana Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Prof Dr Philip K Wijaya, dan Sekretaris Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Peter Lesmana.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Sodikun mendukung Gradasi sekaligus memberikan motivasi kepada umat beragama bahwa mengelola sampah plastik dan terlibat dalam upaya daur ulang menjadi barang yang berguna merupakan gerakan ibadah. "Di bulan Ramadan ini, kami berharap umat Islam tidak hanya bisa meningkatkan kesalehan pribadi melalui puasa, tapi juga kesalehan sosial seperti sedekah sampah dan turut menjaga kelestarian lingkungan," kata Sodikun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement