Senin 10 Apr 2023 08:01 WIB

Dorong Kemandirian, Para Santri di Palembang Jalani Pelatihan Kewirausahaan

Diharapkan pelatihan ini bisa memberikan keterampilan kepada para santri.

Para santri menjalani pelatihan menjahit di Pondok Pesantren (Ponpes) Assanadiyah yang terletak di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Pelembang, Sumatra Selatan.
Foto: Dok. Ponpes
Para santri menjalani pelatihan menjahit di Pondok Pesantren (Ponpes) Assanadiyah yang terletak di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Pelembang, Sumatra Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Program pemberdayaan santri coba didorong para sukarelawan santri SDG Sumatera Selatan (Sumsel). Salah satunya dengan menggelar berbagai pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan para santri.

Seperti yang di Pondok Pesantren (Ponpes) Assanadiyah yang terletak di Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Pelembang, Sumatra Selatan, akhir pekan kemarin. 

Baca Juga

Dalam kegiatan itu, sukarelawan memberikan pelatihan kewirausahaan untuk para santri Ponpes Assanadiyah. Dua jenis pelatihan diberikan, yaitu pelatihan menjahit dan pelatihan menjadi seorang barber atau tukang cukur.

Koordinator Wilayah SDG Sumsel, Faisal Tanjung menjelaskan bahwa untuk menunjang pelatihan, mereka juga turut memberikan bantuan beberapa mesin jahit dan mesin cukur kepada pihak ponpes. 

"Kami lihat para santriwan dan santriwati ini kebingungan setelah lulus. Santri ini mau kemana. Oleh karena itu, kami ikut mengarahkan para santri untuk bisa memiliki keterampilan sendiri, seperti menjahit dan mencukur rambut," ucap Faisal. 

Faisal juga berharap agar pelatihan ini bisa memberikan keterampilan para santri sekaligus memotivasi mereka agar kelak bisa menciptakan usaha di bidang tersebut. Hingga nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. 

Dalam pelatihan tersebut, SDG Sumsel mendatangkan mentor-mentor profesional untuk mengajarkan para santri. Masing-masing mentor adalah orang yang telah lama berkecimpung di bidang menjahit dan potong rambut. 

Pelatihan berjalan interaktif karena para santri bukan sekadar diajarkan teori, namun juga berpraktik langsung menggunakan mesin jahit dan mesin cukur yang telah diberikan. 

Kunjungan pada relawan ke Ponpes Assanadiyah merupakan salah satu aksi dari program safari ponpes yang tengah digaungkan SDG Sumsel. Faisal pun menyebut pihaknya akan terus mengebut safari ponpes pada Ramadan. 

"Kami akan mengadakan kegiatan yang serupa yakni safari pondok pesantren, mengunjungi ponpes dan memberikan pelatihan, motivasi dan bantuan untuk para santri, khususnya di Pondok Pesantren di Sumsel ini," kata dia.. 

Sementara itu, pengurus Ponpes Assanadiyah, Adam Malik mengapresiasi pelatihan dan bantuan dari relawan SDG Sumsel kepada ponpesnya. Dia menyebut, pelatihan dan bantuan tersebut sangat bermanfaat untuk para santri. 

"Itu sangat manfaat buat kami. Karena jadi tidak hanya belajar baca tulis, tapi kami juga membutuhkan keterampilan. Bagi santriwati belajar mesin jahit, dan santriwannya untuk mesin potong rambut," kata dia. 

Adam pun berharap agar relawan ini bisa kembali ke ponpesnya untuk menggelar kegiatan bermanfaat dan bantuan lainnya. Mulai dari bantuan pengeras suara hingga bahan-bahan pokok untuk konsumsi di asrama santri.

Relawan SDG memang kerap mendorong para santri memahami peluang berwirausaha. Beberapa waktu lalu, mereka mengadakan pelatihan budidaya ternak kambing kepada puluhan santri di Pondok Pesantren Darul Mutaalimin, Kota Cilegon, Banten. 

Koordinator Wilayah SDG Banten, Yury Alam Fathallah mengatakan, peranan santri berpotensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi keraykatan berbasis keumatan dalam mencetak santri yang terampil berwirausaha, serta bertujuan untuk memberikan dampak terhadap masyarakat yang sejahtera dengan mempertahankan nilai-nilai religius.

"Kami lakukan pelatihan budi daya kambing kepada para santri di kota Cilegon. Ini merupakan wujud komitmen SDG dalam mendukung program kewirausahaan di pesantren," kata Yury, demikian dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement