Kamis 06 Apr 2023 13:59 WIB

Waspada El Nino, Mentan Percepat Tanam Padi

Hal ini untuk memitigasi dampak El Nino

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Joko Widodo (Jokowi )mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh.
Foto: Dok. Kementan
Presiden Joko Widodo (Jokowi )mendorong percepatan tanam kembali setelah panen sehingga ketersediaan beras nasional semakin tangguh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini Kementerian Pertanian mendorong percepatan tanam padi usai periode panen. Hal ini untuk memitigasi dampak El Nino atau kemarau panjang agar produksi dan ketersediaan beras tetap terjaga.

Syahrul menjelaskan, Indonesia saat ini tengah melangsungkan panen raya padi dan data dari BPS menunjukkan produktivitas padi justru lebih membaik. Kendati demikian, hal ini tidak berarti tidak waspada menghadapi musim tanam berikutnya yang kemungkinan menghadapi suasana El Nino atau kemarau yang panjang. Tak hanya memanfaatkan air, pengembangan program percepatan tanam pun dengan menerapkan pertanian organik.

Baca Juga

"Oleh karena itu, kerja sama Kementan, Ditjen Tanaman Pangan, dengan SPI (Serikat Petani Indonesia) dan beberapa asosiasi lain, kita akan dorong khususnya dalam menciptakan pupuk-pupuk organik yang bisa digunakan dari sumber daya alam yang ada di sekitar lahan-lahan yang ada," kata Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/4/2023).

Sementara itu, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih menyebutkan produksi padi 2023 secara nasional melimpah sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Oleh karena itu, SPI mendukung gerakan percepatan tanam kembali usai panen yang dilakukan Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, khususnya mendorong penggunaan pupuk organik yang dihasilkan secara mandiri oleh petani.

"Kalau menurut kami, produktivitas padi cukup baik walaupun ada di beberapa daerah banjir, ada di beberapa daerah katanya terserang hama tetapi tidaklah besar sekali. Sehingga menurut SPI produksi kita dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional," sebutnya.

Perlu diketahui, luas baku sawah nasional saat ini 7,46 juta hektare dengan produktivitas padi nasional 5,25 ton per hektare. Berdasarkan data KSA BPS, prognosis luas panen Januari-Maret 2023 seluas 3,12 juta hektare atau 29,8 persen dari luas panen setahun 10,45 juta hektare. Perkiraan produksi padi Januari-Maret sebesar 26,6 juta ton gabah kering giling (GKG), setara 9,57 juta ton beras.

Luas baku sawah Provinsi Jawa Timur 1,21 juta hektare dan Kabupaten Tuban 66.534 hektare. Berdasarkan data BPS, prognosis panen di Provinsi Jawa Timur pada Januari-Maret 2023 sebesar 599.743 hektare (35,42 persen dari setahun 1,69 juta hektare). Produksi gabahnya 3,44 juta ton GKG, setara 1,98 juta ton beras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement