Senin 03 Apr 2023 22:18 WIB

Jepang Batasi Ekspor Semikonduktor, Cina Siapkan Aksi Balasan

Cina merupakan pasar semikonduktor terbesar di dunia.

Bendera Cina dan Jepang. Otoritas Cina tengah menyiapkan aksi balasan terhadap Jepang kalau memang benar-benar menerapkan pembatasan ekspor semikonduktor.
Bendera Cina dan Jepang. Otoritas Cina tengah menyiapkan aksi balasan terhadap Jepang kalau memang benar-benar menerapkan pembatasan ekspor semikonduktor.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas Cina tengah menyiapkan aksi balasan terhadap Jepang kalau memang benar-benar menerapkan pembatasan ekspor semikonduktor. "Kalau sampai Jepang membatasi kerja sama sektor semikonduktor dan sangat mengganggu kepentingan Cina, maka Cina akan bertindak lebih tegas daripada tinggal diam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Mao Ning di Beijing, Senin (3/4/2023).

Kementerian Perekonomian, Perdagangan, dan Industri Jepang pada 31 Maret mengumumkan akan mengamandemen Undang-Undang Valuta Asing dan Perdagangan Luar Negeri dengan memperketat kontrol ekspor atas 23 piranti manufaktur semikonduktor kualitas tinggi.

Baca Juga

Sejumlah media meyakini amandemen tersebut akan menyulitkan perusahaan Jepang untuk mengekspor komponen utama rangkaian elektronik itu ke Cina. "Cina telah membuat demarkasi dengan pihak Jepang di berbagai tingkatan sebagai bentuk ungkapan ketidakpuasan dan keprihatinan kami," katanya.

Menurut Mao, dalam berbagai kesempatan pihak Jepang telah menyampaikan kenyamananbermitra dalam perdagangan dan perekonomian dengan Cina sehingga berkomitmen meningkatkan kerja tanpa berupaya mencampakkan Cina.

"Kami berharap Jepang bertindak nyata, objektif, fair, dan mengikuti mekanisme pasar," ujarnya.

Cina merupakan pasar semikonduktor terbesar di dunia. Impor sirkuit terpadu (IC) Cina telah mencapai 600 miliar dolar AS per tahun.

Cina juga menjadi pasar ekspor semikonduktor Jepang dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS per tahun atau sekitar seperempat dari total ekspor komponen semikonduktor Jepang secara global.

Dalam sektor semikonduktor itu, kerja sama Cina-Jepang berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

"Kontrol ekspor yang menargetkan Cina tidak akan berdampak terhadap industri dan rantai pasokan semikonduktor, justru akan membuat perusahaan-perusahaan Jepang menderita," kata Mao.

Oleh sebab itu, dia mengingatkan Jepang bersikap bijak dalam membuat keputusan dan menghindari timbulnya permasalahan baru yang kompleks sehingga bisa mengganggu hubungan bilateral dengan Cina.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Cina pada 1-2 April, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama di segala bidang dengan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pembatasan ekspor semikonduktor terhadap Cina sebelumnya juga diterapkan Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, dan Taiwan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement