REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Ekspor Korea Selatan (Korsel) turun pada bulan Maret year on year (yoy) selama enam bulan berturut-turut. Ekonomi Korsel terpukul oleh ekonomi global yang mendingin dan kemerosotan yang terus-menerus di sektor semikonduktor. Meski demikian, ekspor tidak turun sebanyak itu seperti yang diharapkan, data menunjukkan pada Sabtu.
Ekonomi terbesar keempat di Asia itu mengekspor barang senilai 55,12 miliar dolar AS pada bulan Maret. Nilai itu turun 13,6 persen dari tahun sebelumnya, menurut data kementerian perdagangan, dibandingkan dengan penurunan 7,5 persen pada bulan Februari dan 17,5 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Itu adalah penurunan ekspor terpanjang secara tahunan sejak Agustus 2020. Untuk periode Januari-Maret, ekspor turun 12,6 persen dari tahun sebelumnya, lebih curam dari 10,0 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Ini menjadi yang terburuk sejak kuartal kedua tahun 2020, menjadi pertanda buruk bagi ekonomi yang sangat bergantung pada perdagangan.
Korea Selatan adalah ekonomi pengekspor besar pertama yang merilis data perdagangan setiap bulan, dengan portofolio yang terdiversifikasi dari chip hingga mobil dan kapal. Kondisi ini memberikan gambaran awal tentang keadaan permintaan global.
Menurut tujuan, ekspor ke China turun 33,4 persen pada bulan Maret, memperpanjang kerugian selama 10 bulan berturut-turut dan menandai yang terburuk sejak Januari 2009. Pengiriman ke Amerika Serikat naik 1,6 persen, sedangkan pengiriman ke Uni Eropa turun 1,2 persen.
Ekspor semikonduktor merosot 34,5 persen. Ini adalah penurunan bulan kedelapan, tetapi dengan laju yang berkurang dari bulan sebelumnya.
Ekspor mobil melonjak 64,2 persen ke jumlah rekor, tetapi produk petrokimia turun 25,1 persen
Impor di bulan Maret turun 6,4 persen menjadi 59,75 miliar dolar AS, dibandingkan kenaikan 3,5 persen di bulan sebelumnya dan penurunan 6,6 persen yang diperkirakan oleh para ekonom. Itu adalah penurunan tercepat sejak Agustus 2020.
Akibatnya, negara mencatat defisit perdagangan sebesar 4,62 miliar dolar AS pada bulan Maret. Itu adalah defisit bulanan ke-13 berturut-turut, tetapi yang terkecil sejak September 2022.