REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Bank Indonesia (BI) mendorong peningkatan inklusi keuangan di kawasan ASEAN. Berdasarkan data Bank Dunia, dari 1,4 miliar orang secara global yang tidak memiliki akun perbankan, sekitar 400 juta di antaranya merupakan penduduk ASEAN.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan diperlukan strategi yang inovatif untuk meningkatkan inklusi keuangan. Salah satunya dengan menyasar kalangan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai skala usaha mayoritas di kawasan.
"Kita perlu mengembangkan ekosistem untuk mendukung inklusi seperti pemberian insentif kepada UMKM agar dapat mengakses sektor keuangan," kata Perry dalam High Level Seminar From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era di Bali, Selasa (28/3/2023).
Selain itu, peningkatan inklusi keuangan harus didukung pengembangan infrastruktur digital untuk mendukung inklusi keuangan dan ekonomi. Menurut Perry, dukungan tersebut termasuk melalui digitalisasi pembayaran.
Peningkatan inkluasi keuangan di ASEAN juga memerlukan penguatan data guna mendukung inovasi pembukaan akses keuangan seperti penilaian kredit atau credit scoring. Bahkan, menurut Perry, literasi keuangan serta perlindungan konsumen perlu diperkuat.
Perry menekankan bahwa ASEAN di bawah keketuaan Indonesia, dengan dukungan dari semua anggota, akan terus mendorong diskusi dan upaya konkret guna meningkatkan inklusi keuangan, khususnya dengan memanfaatkan pengalaman yang dimiliki semasa Presidensi G20 tahun 2022.