Rabu 22 Mar 2023 06:18 WIB

P2P Lending Dinilai Sangat Berperan Kembangkan UMKM

Dari hasil survei, 30 persen pengajuan pinjaman di fintech digunakan untuk usaha.

Pelaku UMKM menata produknya yang di pamerkan dalam puncak acara kompetisi CARIpreneur di Gedug SMESCO, Jakarta, Kamis (15/12/2022). Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menilai bahwa teknologi finansial (tekfin) peer-to-peer (P2P) lending memiliki peran yang sangat penting terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Foto: Republika/Prayogi
Pelaku UMKM menata produknya yang di pamerkan dalam puncak acara kompetisi CARIpreneur di Gedug SMESCO, Jakarta, Kamis (15/12/2022). Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menilai bahwa teknologi finansial (tekfin) peer-to-peer (P2P) lending memiliki peran yang sangat penting terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menilai bahwa teknologi finansial (tekfin) peer-to-peer (P2P) lending memiliki peran yang sangat penting terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

"Apakah P2P lending itu punya peran terhadap pengembangan UMKM? Kalau menurut saya sangat berperan," kata Kus saat bertemu media di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga

Menurut Kus, hal tersebut karena berdasarkan survei beberapa platform P2P lending, dari orang-orang yang mengajukan pinjaman tunai, sekitar lebih dari 30 persen digunakan untuk keperluan usaha atau keperluan produktif lainnya. Sebab, kata dia, pengajuan pinjaman di platform P2P lending cenderung lebih sederhana dan prosesnya lebih cepat dibandingkan platform atau lembaga keuangan lainnya.

"Orang kalau mau pinjam Rp 1 juta atau Rp 2 juta ke platform yang produktif (untuk usaha) pasti lama, karena pasti diminta badan hukumnya, minta rekening koran dari usahanya dalam tiga bulan terakhir, dan sebagainya. Sedangkan kalau ke P2P lending, prosesnya sangat sederhana dan cepat, butuh hari ini, dapatnya hari ini," jelas Kus.

"Sementara kadang kalau pinjam ke bank, misalnya perlunya pekan depan, tapi karena proses, cairnya baru dua pekan lagi, enggak matching, jadi saat saya sudah enggak perlu uangnya baru ada," sambungnya.

Untuk itu, menurut Kus, P2P lending merupakan platform yang perkembangannya harus terus didukung, sebab lebih mudah menyasar seluruh lapisan masyarakat.

"Pertama, misalnya usia muda yang kalau mau akses ke perbankan itu susah, enggak diterima, tapi mereka bisa diterima di P2P lending. Kedua, UMKM kalau datang ke perbankan harus bawa jaminan, sedangkan di P2P lending tidak usah bawa jaminan," ujarnya.

Mengenai pengembangan UMKM di Tanah Air, Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Firlie Ganinduto mengatakan hal tersebut memang merupakan hal yang harus sangat diperhatikan. Mengingat, menurutnya UMKM merupakan ujung tombak dari roda perekonomian di Indonesia.

"Kita ketahui bersama bahwa selama beberapa krisis besar di Indonesia, kita ini terbantu oleh UMKM, sehingga UMKM ini harus tetap didorong dalam hal operasional mereka," kata Firlie.

Ia pun mengatakan, kehadiran tekfin dapat mendukung UMKM, termasuk UMKM yang masih unbanked (tidak punya layanan perbankan) dan underbanked (tidak menggunakan layanan perbankan sepenuhnya), dengan memberikan fasilitas atau permodalan agar mereka dapat menjalankan aktivitas dan usaha dengan lebih baik.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement