Selasa 21 Mar 2023 13:23 WIB

Prodi Agribisnis UMM Buka Kelas Profesional Ekspor Agrokompleks

Peluang pengembangan pasar ke luar negeri terbuka lebar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Program Studi (Prodi) Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka kelas profesional ekspor agrokompleks.
Foto: Dok Humas UMM
Program Studi (Prodi) Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka kelas profesional ekspor agrokompleks.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi (Prodi) Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah membuka kelas profesional ekspor agrokompleks. Para peserta kelas ini akan diajar langsung oleh stakeholder yang bergelut dalam kegiatan ekspor.

Ketua Program Studi Agribisnis UMM, Ary Bakhtiar melihat, peluang pengembangan pasar ke luar negeri terbuka lebar. Salah satunya yang berkaitan dengan bidang agrokompleks yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. "Maka, peluang ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik," katanya.

Ary berharap Center of Excellence (CoE) atau kelas profesional ini mampu membekali pengetahuan dan teknis terkait ekspor kepada para mahasiswa. Begitu pula tentang pemberian informasi mengenai potensi dan tantangan ekspor produk agrokompleks.

Kemudian pengetahuan tentang persiapan awal sebelum melakukan ekspor dan implementasi dalam kegiatan ekspor produk. Sementara itu, Rektor UMM, Fauzan menjelaskan, potensi ekspor sangat menjanjikan.

Ia berharap mereka yang turut serta dalam CoE ini bisa menjadi pengekspor yang andal. Bukan hanya tahu produk mana yang bagus tetapi juga mampu memahami regulasi dengan baik.

Sejauh ini,  ada lebih dari 40 CoE yang sudah berdiri dan berjalan di UMM. Hal ini dimulai dari CoE unggas, koi, cokelat, welding inspector, anggrek, metaverse, dan lain sebagainya. "Sudah banyak yang datang ke UMM untuk belajar tentang pengelolaan CoE ini. Bahkan ada yang ikut membuka program yang serupa,” ujar dia.

Pada kesempatan sama, Komisaris PT MAS Group, Sentot Joko Priyono menjelaskan, basecamp kelas ini akan diletakkan di Pontianak. Hal itu tidak lepas dari pelabuhannya yang sangat mendukung terutama dalam hal regulasi ekspor.

Para peserta CoE diajar langsung oleh stakeholder yang bergelut dalam kegiatan ekspor. Menurut dia, pihak yang akan memberikan pelatihan mulai dari petani omoditi, pengelola, bea cukai, bahkan hingga pembeli dari luar negeri.

Pembelinya juga bermacam-macam seperti dari Malaysia, India, hingga Bangladesh. Dengan demikian, peserta bisa mendapatkan banyak pengalaman dan pelatihan yang mumpuni.

Adapun kelas ini nantinya berisi 80 persen praktik dan sisanya materi. Melalui kelas ini diharapkan muncul bibit-bibit unggul yang paham tentang ekspor dan segala yang berkaitan dengannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement