Senin 20 Mar 2023 08:41 WIB

Sampah Kota Surabaya Naik 200 Ton Selama Ramadhan

Sampah yang masuk ke TPA Benowo Surabaya capai 1.600 ton per hari.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah
Pedagang beraktivitas di dekat tumpukan sampah.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang beraktivitas di dekat tumpukan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengungkapkan tingginya peningkatan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya saat Ramadhan. Ia menjelaskan, pada kondisi normal, sampah yang masuk ke TPA Benowo per harinya sekitar 1500-1600 ton. Volume sampah yang masuk ke sana biasanya meningkat sekitar 100 hingga 200 ton per hari, saat Ramadan.

"Terus terang pada saat Ramadan pasti sampahnya naik sekitar 100 atau 200 ton. Kalau yang (kondisi normal) masuk TPA 1500-1600 ton. Apalagi kalau mau Hari Raya (Idul Fitri), kenaikan (sampah ke TPA) itu bisa sampai 400-500 ton," kata Agus, Senin (20/3/2023).

Baca Juga

Agus mengatakan, untuk mangantisipasi peningkatan sampah tersebut, pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya tentang Imbauan Bulan Ramadan Tanpa Sampah. Dalam SE tersebut dijelaskan terkait pengurangan sampah yang telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Surabaya nomor 5 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Surabaya, sebagaimana diubah dengan Perda Surabaya nomor 1 tahun 2019.

SE tersebut juga menjelaskan mengenai Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya. SE tersebut, lanjut Agus, juga sebagai bagian dari upaya Pemkot untuk menggelorakan Gerakan Ramadan Tanpa Sampah.

Agus pun mengimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan kantong plastik saat Ramadan. Mengingat saat Ramadan, biasanya banyak komunitas, kelompok, atau masyarakat yang membagikan takjil yang dikemas dalam kantong plastik.

"Kalau mau memberikan takjil dan sebagainya, kalau bisa jangan pakai plastik. Disuruh makan di situ (tempat), kemudian nanti (sampahnya) dikumpulkan biar tidak ke mana-mana," ujarnya.

Agus mengatakan, langkah tersebut penting dilakukan sebagai bagian dari upaya menggencarkan gerakan tanpa kantong plastik. Termasuk pula menghindari pemakaian gelas atau botol minum kemasan plastik. "Kalau bisa kita makan atau minum tidak pakai yang gelas atau botol plastik," kata dia.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk meminimalisir sampah sisa makanan. Agus mengatakan, saat buka puasa, mesyarakat cenderung mengambil lebih banyak makanan yang kemudian tidak dihabiskan. "Karena biasanya orang puasa kepinginnya semua dimakan. Kemudian ambil banyak, yang dimakan separuh, separuhnya dibuang, nah hindari hal-hal seperti itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement