Ahad 19 Mar 2023 21:36 WIB

Inkubator Bisnis Universitas BSI Gelar Pendampingan Tenant Temukan Strategj Bisnis

Tenant UMKM, harus bisa menyampaikan nilai dari bisnis yang dijalani.

 Inkubator Bisnis, Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pontianak terus membantu UMKM mahasiswa dan alumni dalam mengembangkan usahanya.,
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Inkubator Bisnis, Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pontianak terus membantu UMKM mahasiswa dan alumni dalam mengembangkan usahanya.,

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Inkubator Bisnis, Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Pontianak terus membantu UMKM mahasiswa dan alumni dalam mengembangkan usahanya, melalui kegiatan pendampingan tenant. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas BSI kampus Pontianak, pada Selasa (7/3/2023) silam. 

Mengangkat tema Menemukan Strategi Bisnis, narasumber yang dihadirkan ialah Alwa Rerizia yang merupakan owner Borneo Talent School dan Kibarnesia. Sebagai pengusaha, Alwa memberikan pesan kepada tenant UMKM, harus bisa menyampaikan nilai dari bisnis yang dijalani. 

“Usaha mungkin sama tapi value usaha pasti berbeda. Saat melakukan perkenalan, UMKM memiliki kekurangan dari modal, branding, partner, tidak memiliki modal, packaging yang kurang menarik, tidak mau memiliki tim,” ujar Alwa dalam rilis yang diterima, Ahad (19/3/2023). 

Ia  mengajak UMKM untuk menganalisis bisnis menggunakan bisnis check up canvas. UMKM dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari usaha yang dimiliki serta bisa menentukan strategi bisnis untuk menentukan tujuan dari usaha.

“Kebanyakan UMKM takut dalam mencari karyawan dikarenakan takut kurang pemasukan, padahal awal dari Omzet optimal adalah harus berani mengambil sebuah resiko,” ungkapnya. 

Alwa menjelaskan pencapaian sebuah bisnis melalui 7P diantaranya produk, price, place, promotion, people, proses, physical evidence. Produk yang dijalani harus jelas, memiliki value. Harga jual harus sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Tempat jual saat ini tidak terlalu penting asalkan konsumen mengetahui produk yang dijual melalui sosial media. Miliki tim yang bisa diajak Kerjasama. Perbaiki packaging supaya menaikan branding.

“Harapan saya UMKM yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya mendapatkan ilmu saja, tapi harus menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam usaha yang dijalankan, jangan takut dengan penilaian orang lain tetap cari pengetahuan mengenai bisnis. Menjadi pebisnis selalu menguras otak untuk selalu berpikir strategi bisnis,” tutup Alwa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement