REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN—Volkswagen masih ingin menghadirkan mobil listrik yang terjangkau dengan harga sekitar 25.000 euro atau Rp 450 jutaan dengan kurs Rp 16.500 per euro. Sebagaimana dilaporkan Reuters Selasa (14/3/2023), produsen otomotif asal Jerman tersebut mengatakan mobil listrik yang akan diluncurkan di tahun 2025 harganya di bawah mobil listrik Volkswagen model ID.3.
"Kami akan memiliki skala yang signifikan saat itu...pabrik kami Valencia memberi tambahan pasokan di sisi sel baterai. Pada saat itu kami (akan) diharapkan juga membuat kemajuan yang signifikan dalam mencapai pasokan bahan baku yang signifikan," kata Chief Keuangan Arno Antlitz saat bertemu para analis.
Saat ditanya bagaimana Volkswagen mengantisipasi jika permintaan mobil listrik tidak sekuat yang diharapkan di tahun-tahun mendatang, Antlitz juga mengatakan perusahaan terbuka untuk menunda atau mengalihkan investasi baterainya. "Target keseluruhan adalah memiliki keuangan yang solid," katanya.
Pada awal pekan ini diberitakan Volkswagen memilih negara Kanada untuk membangun pabrik sel baterai pertamanya di luar Eropa. Produsen mobil asal Jerman tersebut mengincar insentif untuk mobilnya dari pemerintah Kanada dan AS sejalan dengan rencana Volkswagen melokalkan rantai produksi kendaraan listriknya di wilayah tersebut.
Seperti dilaporkan Reuters pada Senin (13/3/2023) VW tidak merinci besarnya investasi atau kapasitas pabrik tersebut. Tetapi anggota dewan direksi VW Thomas Schmall mengatakan pada bulan Agustus perusahaan menargetkan kapasitas 20 gigawatt-hour (GWh)di lokasi pertamanya di Amerika Utara.
Volkswagen AG mengonfirmasi pada Desember 2022 sedang mencari lokasi untuk pabrik di Kanada setelah menandatangani nota kesepahaman dengan negara tersebut enam bulan sebelum mengamankan akses ke bahan mentah utama untuk baterai.
Kanada, yang memiliki sektor pertambangan besar untuk mineral termasuk litium, nikel, dan kobalt, sedang mencoba merayu perusahaan yang terlibat di semua tingkat rantai pasokan mobil listrik (EV) melalui dana teknologi hijau bernilai miliaran dolar AS untuk melindungi masa depan manufakturnya saat dunia berupaya mengurangi emisi karbon.