Selasa 14 Mar 2023 16:28 WIB

Menkes Bebaskan Masyarakat Kenakan Masker atau tidak di Transportasi Umum

Namun, Budi menganjurkan masyarakat yang sedang merasa tidak sehat memakai masker.

Rep: Zainur Mashir Ramadhan/ Red: Andri Saubani
Menteri Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi Universal Health Coverage (UHC) Award di Jakarta, Selasa (14/3/2023). Dalam kesempatan ini, Budi membebaskan masyarakat memakai masker atau tidak di transportasi umum. (ilustrasi)
Foto: Republika/zainur mahsir ramadhan
Menteri Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi Universal Health Coverage (UHC) Award di Jakarta, Selasa (14/3/2023). Dalam kesempatan ini, Budi membebaskan masyarakat memakai masker atau tidak di transportasi umum. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mempersilakan masyarakat untuk mengenakan masker maupun tidak di transportasi umum. Menurut dia, hal itu akan dikembalikan pihaknya ke masyarakat.

“Kalau masyarakat merasa tidak nyaman, merasa dia nggak sehat, udah lama nggak di vaksin, sebaiknya pakai. Kalau enggak ya enggak apa-apa,” kata Menkes Budi di Jakarta, Selasa (14/3/2023). 

Baca Juga

Menurut dia, masker di masyarakat akan konsisten pada program transmisi yang ada. Namun demikian, dia menegaskan, akan mengembalikan hal itu kepada masyarakat, meskipun hingga kini transportasi umum di Jabodetabek masih mewajibkan pengenaan masker.

“Tapi kembali sama seperti penyakit flu kan kita nggak ngatur-ngatur. Nggak ngatur-ngatur, itu kembali lagi ke masyarakat,” ucap dia.

 

Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 PB IDI DR dr Erlina Burhan mengatakan, masyarakat sebenarnya sudah boleh melepaskan masker di kendaraan umum seperti KRL ataupun Transjakarta. Hal itu, mengingat vaksinasi yang sudah berjalan hingga tahap booster.

“Iya (boleh) kalau udah sehat sudah divaksin booster, nggak pakai masker gapapa,” kata Erlina kepada awak media di kantor pusat PB IDI, Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Dia menjelaskan, saat ini banyak negara juga sudah menanggalkan kewajiban bermasker di transportasi umum dan ruang publik. Namun demikian, pihaknya tetap mengimbau agar mengenakan masker di kondisi tertentu.

“Contohnya saat sakit autoimun atau ada komorbid berat dan lansia,” kata dia.

 

 

Hal itu, dianjurkan pihaknya untuk tetap terhindar dari Covid-19 maupun penyakit-penyakit berpotensi lainnya. Karenanya, dia menyarankan untuk mendapatkan vaksinasi dan booster lengkap.

“Nggak pakai masker nggak apa-apa, ataupun di KRL maupun di bus atau mal, (tapi) kalau sakit ya pakai masker,” ucap dia.

Namun demikian, KRL dan Transjakarta hingga kini diketahui masih mewajibkan penumpangnya mengenakan masker di dalam kendaraan.

Sementara, Ketua Umum PB IDI DR dr Moh. Adib Khumaidi mengatakan, pandemi Covid-19 saat ini memang sudah lebih terkondisikan. Menurut dia, dampak selama tiga tahun terakhir sangat besar, namun, ada pembelajaran dan perubahan sejarah kesehatan di dunia dan Indonesia.

“Ini (Covid-19) memberikan sejarah baru di bidang kesehatan dan pengelolaan kesehatan. Sejarah baru di bidang pengembangan kesehatan juga,” kata Adib.

Dirinya menyinggung, Indonesia yang awalnya tertinggal dalam penanganan, karena keyakinan Covid-19 tidak akan masuk. Menurutnya, dengan kesadaran saat ini, hal tersebut seharusnya bisa tertangani jika ada pandemi lagi ke depannya.

“Ke depan bukan tidak mungkin akan muncul pandemi lebih besar, kita harus persiapkan kesehatan masyarakat dengan preventif dan promotif,” ucapnya.

 

 

photo
Tips anak-anak betah mengenakan masker. - (Republika.co.id)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement