Sabtu 04 Mar 2023 08:50 WIB

Optimisme Indonesia Menjaga Perdamaian dan Kesejahteraan Kawasan ASEAN

Indonesia saat ini mengemban tugas sebagai Ketua ASEAN 2023.

Dari Kiri ke Kanan: Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Hartyo Harkomoyo, Managing Director/CoFounder Seqara Communication Niken Widi Hapsari, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, dan Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan Kemenkominfo Bambang Gunawan di Forum Diseminasi Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, Selasa (3/3/2023) di Depok.
Foto: Dok. Kemkominfo
Dari Kiri ke Kanan: Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Hartyo Harkomoyo, Managing Director/CoFounder Seqara Communication Niken Widi Hapsari, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, dan Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan Kemenkominfo Bambang Gunawan di Forum Diseminasi Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, Selasa (3/3/2023) di Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Indonesia kini tengah mengemban tugas sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, melanjutkan estafet keketuaan dari Kamboja. Tugas tersebut diemban, di tengah situasi global yang menantang. Diperlukan sudut pandang yang positif dan optimisme, untuk terus menggaungkan semangat ASEAN dalam mencapai perdamaian dan kesejahteraan kawasan.

“Presiden Jokowi menekankan bahwa ke depannya keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, di mana ASEAN harus menjadi lebih kuat dan menjadi episentrum pertumbuhan dunia, tetap menjadi kawasan damai, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan demokrasi. Selain itu, beliau mendorong ASEAN untuk memperkuat kerja sama agar perekonomian semakin maju,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, saat membuka Forum Diseminasi Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Depok, Jumat (3/3/2023).

Baca Juga

Usman menyampaikan bahwa ASEAN telah sukses menjadi lokomotif perdamaian dan kesejahteraan di kawasan selama lebih dari 50 tahun. Namun, peran lokomotif tersebut hanya bisa bisa dijalankan jika seluruh negara anggota bersatu dan jika ASEAN menjaga netralitasnya. 

“Untuk itu, konsolidasi inter dan antarpilar ASEAN harus diintensifkan untuk dapat menghasilkan deliverables dan legacy keketuaan yang berguna dan dapat memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia, ASEAN, dan dunia,” tambah Usman.

Di samping itu, Usman mengatakan, diperlukan langkah koordinasi lebih lanjut antarpemangku kepentingan, termasuk Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) seluruh Indonesia, dalam membahas optimalisasi sosialisasi dan diseminasi informasi tentang Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023. Khususnya, dalam menyebarluaskan informasi positif di berbagai kanal publikasi.

Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan Kementerian Kominfo Bambang Gunawan, menyampaikan bahwa dibutuhkan strategi komunikasi publik sehingga informasi tentang ASEAN bisa diketahui oleh berbagai lapisan masyarakat. Dengan tiga tujuan yang ingin disasar, yakni aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (pemahaman), dan aspek konatif (pelaksanaan).

“Pada aspek kognitif, kami ingin meningkatkan pengetahuan akan manfaat dan urgensi dari keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 serta pelaksanaan ASEAN Summit 2023 dan ASEAN+3 Summit 2023 di Indonesia. Sedangkan pada aspek afektif, kami ingin meningkatkan ketertarikan dan rasa memiliki khususnya dari generasi muda. Dan pada aspek konatif, kami ingin meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dengan ikut serta mempromosikan secara positif dan membuat suasana yang kondusif,” jelas Bambang.

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri, Hartyo Harkomoyo, turut mengungkapkan bahwa Indonesia memang menghadapi tantangan yang tidak kecil di masa keketuaan ASEAN. Namun, ia berharap, Indonesia dapat mempertahankan standar tuan rumah seperti saat menghelat G20 tahun 2022, yang menerima banyak pujian.

“Di tengah kondisi ini kita harus punya sikap dan cara pandang yang positif, kerja sama, kolaborasi, dan optimisme. Sehingga dengan cara pandang inilah, Indonesia menetapkan tema keketuaan Asean Matters: Epicentrum of Growth. Yakni mewujudkan ASEAN yang resilient, adaptif, dan inklusif, juga memainkan peran sentral di kawasan, serta memberi dampak bagi masyarakat di kawasan bahkan dunia,” ujar Hartyo.

Guna meningkatkan nuansa optimis di ranah publik, diperlukan upaya gencar untuk menggaungkan semangat Keketuaan Indonesia di ASEAN. Managing Director/CoFounder Seqara Communication, Niken Widi Hapsari, menyampaikan bahwa informasi positif tentang ASEAN dapat diteruskan lewat siaran pers yang efektif dan informatif.

“Selain itu, konten media sosial juga penting karena mewakili pesan yang disampaikan, cepat dan lewat berbagai channel, bisa dicari dengan kata kunci (keyword), bisa memikat dan memberi dampak ke masyarakat secara inklusif, atau berlaku untuk semua,” ujar Niken.

Diketahui bahwa Indonesia kembali memegang keketuaan ASEAN di tahun 2023. Keketuaan Indonesia kali ini merupakan yang kelima kalinya, setelah menjabat sebagai Ketua ASEAN di 1976, 1996, 2003, dan 2011.

Selama masa keketuaan ASEAN 2023, Indonesia akan menggelar agenda-agenda penting di berbagai lokasi tanah air. Seperti KTT ASEAN atau ASEAN Summit 2023, yang dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN pada bulan Mei 2023 di Labuan Bajo, NTT. Sedangkan KTT ASEAN Plus atau ASEAN+3 Summit 2023 akan dihadiri oleh negara anggota beserta negara-negara mitra  ASEAN pada September 2023, di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement