Jumat 03 Mar 2023 14:23 WIB

Aspebindo Ajak Pengusaha Batu Bara Inovatif Hadapi Transisi Energi

Pengembangan energi terbarukan merupakan komitmen bersama.

Foto udara antrean kendaraan yang didominasi truk bermuatan batu bara saat terjebak kemacetan di Jalan Lintas Sarolangun-Muara Tembesi, Batanghari, Jambi, Rabu (1/3/2023). Ribuan kendaraan terjebak macet parah hingga 20 jam karena truk bermuatan batu bara masih diizinkan melewati jalan nasional setempat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.
Foto: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN
Foto udara antrean kendaraan yang didominasi truk bermuatan batu bara saat terjebak kemacetan di Jalan Lintas Sarolangun-Muara Tembesi, Batanghari, Jambi, Rabu (1/3/2023). Ribuan kendaraan terjebak macet parah hingga 20 jam karena truk bermuatan batu bara masih diizinkan melewati jalan nasional setempat. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pemasok Energi, Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) mengajak pengusaha batu bara untuk bisa terus berinovasi menghadapi perubahan tren energi dunia yang lebih mendorong transisi energi bersih.

Sekretaris Jenderal Aspebindo Muhammad Arif dalam keterangan di Jakarta, Jumat (3/3/2023), mengatakan dirinya tidak bisa memungkiri komitmen menuju energi hijau yang jelas berpengaruh akan permintaan batu bara secara jangka panjang. Namun di sisi lain, pengusaha batu bara juga harus memperhatikan keberlanjutan.

Baca Juga

"Artinya sebagai pelaku usaha kita mengikuti dan bagaimana kita mengambil peluang yang ada, sebagai pengusaha bisa lebih inovatif dalam menghadapi proses energi terbarukan," katanya.

Arif menuturkan pelaku usaha harus bisa adaptif terhadap peluang bisnis dalam mendukung transisi menuju energi hijau.

"Aspebindo sendiri sudah memiliki beberapa perusahaan batu bara yang sudah mulai diversifikasi unit bisnisnya, contohnya ke biomassa," katanya.

Arif mengakui pengembangan energi terbarukan merupakan komitmen bersama. Namun, ia tidak menampik bahwa pengembangan energi terbarukan masih terkendala dalam hal penyaluran pembiayaan atau investasi dan pada sisi komersial.

Investasi energi terbarukan bisa dibilang merupakan investasi jangka panjang dan besar. Investasi pengembangan energi terbarukan bahkan masih lebih tinggi dibandingkan dengan sumber energi fosil di Indonesia dan hal ini membuat investor sulit dalam merencanakan investasi jangka panjang.

"Kemudian infrastruktur, dan regulasi kita juga terkendala. Di sisi lain, kesadaran masyarakat juga perlu di bangun," ungkapnya.

Oleh karena itu, Aspebindo terus mendukung pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan langkah-langkah konkret dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan. Asosiasi itu pun siap berkolaborasi untuk mendukungnya.

"Namun kita harus berupaya untuk mempercepat pengembangan sumber energi ini, dengan mendorong regulasi dan iklim bisnis yang menunjang aplikasi energi transisi di Indonesia. Kita selalu siap untuk berkolaborasi dengan pemerintah ataupun lembaga terkait dalam menciptakan solusi dan membuka kesempatan bisnis baru bagi para pengusaha batubara di Indonesia," jelas Arif.

Arif menegaskan Aspebindo akan memperkuat dukungan terhadap pengembangan teknologi energi terbarukan, seperti penggunaan co-firing biomassa dalam industri batu bara. Aspebindo juga akan berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan industri terhadap pentingnya pengembangan energi terbarukan.

"Kita juga mau semangat energi terbarukan ini bisa sampai komunikasinya people to people, ke masyarakat gitu. Campaign ini yang saat ini sedang kita gaungkan juga salah satunya melalui roadshow. Pemerintah menggaungkan komitmen transisi energi tapi people to people komunikasinya juga jalan," tutur Arif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement