Senin 27 Feb 2023 18:45 WIB

7 Hal Penting untuk Bantu Remaja Kelola Amarah, Jangan Sampai 'Kesetanan'

Orang tua harus lebih proaktif membantu anak kelola amarahnya.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Seseorang dibekap emosi (ilustrasi). Orang tak mungkin menghindari orang ataupun lingkungan yang memicu kemarahan, namun dia dapat belajar mengendalikan reaksinya.
Foto: www.freepik.com
Seseorang dibekap emosi (ilustrasi). Orang tak mungkin menghindari orang ataupun lingkungan yang memicu kemarahan, namun dia dapat belajar mengendalikan reaksinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengajarkan anger management atau pengelolaan amarah pada anak bukanlah hal mudah, apalagi ketika ia beranjak remaja. Pasalnya, ketika remaja mereka akan mulai mencari jati diri dan menunjukkan eksistensi dirinya.

Tidak hanya itu, lingkungan sosial terutama teman sebaya juga bisa memberikan pengaruh yang besar baik positif atau negatif terhadap perkembangan sosial remaja. Karena itulah, orang tua dianjurkan untuk lebih proaktif dalam membantu anak mengelola amarahnya.

Baca Juga

Psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga, Katarina Ira Puspita, mengungkap tujuh faktor yang bisa membantu mendukung anak muda mengelola amarahnya. Apa saja? Yuk simak uraian berikut:

1. Ciptakan batasan dan harapan untuk anak remaja

Ira menjelaskan, remaja yang membangkang dan pemarah membutuhkan aturan yang jelas yang terkait dengan konsekuensi ketika dia melanggar aturan. Tetapkan aturan dan harapan ini selama waktu tenang.

Orang tua juga perlu berbicara dengan buah hatinya sehingga mereka mengetahui apa yang diharapkan ketika aturan tersebut dilanggar. Jelaskan kepada anak remaja bahwa peraturan ini untuk membantunya tetap aman dan bebas dari bahaya.

"Ekspresikan cinta dan kasih sayang orang tua untuk anak, bahkan remaja yang sedang marah pun ingin tahu bahwa orang tua mereka menyayangi mereka," kata Ira saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/2/2023).

2. Sediakan waktu untuk berbicara dengan anak remaja

Hindari mengajak anak berbicara dan memberikan nasihat saat dia sedang marah. Setelah anak merasa tenang, orang tua baru boleh  berbicara dan menanyakan tentang apa yang sebenarnya mengganggu mereka.

Jika dia mau berbicara, jangan menilai atau mencoba mengoreksinya. Cukup dengarkan dia tanpa menjadi marah.

3. Dorong gaya hidup sehat

Ira menganjurkan setiap orang tua untuk mendorong anaknya menerapkan gaya hidup sehat dengan olahraga fisik, makan sehat, dan tidur yang cukup. Menciptakan rutinitas gaya hidup sehat untuk anak remaja membantu menumbuhkan perilaku yang baik pada anak remaja.

"Pastikan anak remaja cukup tidur. Kurang tidur dapat meningkatkan stres, perubahan suasana hati, dan lekas marah," jelas dia.

4. Batasi penggunaan teknologi

Penggunaan teknologi, media sosial, atau screen time yang berlebihan tidak sehat bagi anak. Ira mengatakan, terlalu banyak screen time tidak hanya dapat memengaruhi tidur anak, tetapi juga dapat menyebabkan lekas marah.

Karena itulah, Ira meminta orang tua untuk selalu memantau penggunaan teknologi anaknya demi memastikan mereka tidak mengonsumsi acara TV, video game, film, dan musik yang menampilkan kekerasan dan bisa memicu ledakan dan perilaku kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement