Kamis 23 Feb 2023 20:29 WIB

Kesempatan Kerja di Industri Maritim Diperluas

SDM pelaut tetap akan menjadi elemen utama dalam kegiatan pelayaran

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Kapal pesiar MV Silver Muse bersandar di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/2/2023). Kapal pesiar yang memiliki panjang 212,8 meter dan membawa 547 wisatawan asal negara Eropa seperti Belanda dan Inggris  tersebut akan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di kota Makassar sebelum melanjutkan pelayaran ke Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Kapal pesiar MV Silver Muse bersandar di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/2/2023). Kapal pesiar yang memiliki panjang 212,8 meter dan membawa 547 wisatawan asal negara Eropa seperti Belanda dan Inggris tersebut akan berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di kota Makassar sebelum melanjutkan pelayaran ke Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners Association (DPP INSA) dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang menggelar Maritime Job Fair 2023. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya memperluas kesempatan kerja di industri maritim.

“Acara yang digelar di STIP Jakarta bertujuan memfasilitasi kebutuhan perusahaan pelayaran akan tenaga kerja profesional dan berinteraksi langsung dengan stakeholder bidang pendidikan kemaritiman terkait informasi kerja, perekrutan, kampus, sekolah dan lain-lain,” kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, Kamis (23/2/202).

Baca Juga

Carmelita menilai, Maritime Job Fair 2023 menjadi gerbang bagi para pencari kerja untuk berkarierdi industri maritim. Serta menciptakan sinergi antara kebutuhan para pencari kerja dengan perusahaan sehingga memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik guna menjawab tantangan zaman.

“Semoga di ajang ini, para perusahaan pelayaran mendapatkan akses SDM yang berkualitas, terampil, dan siap untuk bekerja. Begitu juga sebaliknya, pencari kerja bisa berkesempatan berkarier untuk mengembangkan potensi dirinya,” tutur Carmelita.

Berdasarkan, background study visi Indonesia 2045 yang disusun Bappenas menyebutkan 60 persen jenis pekerjaan akan menerapkan otomatisasi dan 30 persen pekerjaan berpotensi digantikan oleh revolusi teknologi. Bahkan sekarang sudah ada kapal tanpa awak dan sudah diujicobakan di banyak negara termasuk di Indonesia.

Namun, lanjut Carmelita, bukan berarti peranan manusia akan benar-benar tidak dibutuhkan dalam kegiatan pelayaran. “SDM pelaut tetap akan menjadi elemen utama dalam kegiatan pelayaran,” ucap Carmelita.

Carmelita menambahkan SDM yang dibutuhkan kelak tidak hanya yang memiliki hardskill dengan kompetensi teknis dan akademis. Menurutnya SDM matitim juga dituntut memiliki softskill yang baik seperti kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkoordinasi, dan memiliki analytical thinking yang baik serta kemampuan lainnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka langsunh penyelenggaraan Maritime Job Fair 2023. Budi juga meresmikan Perpustakaan digital (E-Library) bidang pelayaran.

Peluncuran Perpustakaan digital (e-library) bidang pelayaran merupakan salah satu inovasi dari BPSDM Perhubungan dalam rangka meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat. Serta menyebarluaskan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi terkini dalam bidang maritim, khususnya industri pelayaran.

“Bapak Presiden selalu menekankan bahwa SDM itu menjadi suatu kekuatan dari daya saing Indonesia. Oleh karenanya, Saya minta BPSDM Perhubungan harus terus memperbarui format pengajaran agar menghasilkan lulusan yang berdaya saing. E-library ini merupakan salah satu reformasi pendidikan,” jelas Budi.

Budi mengapresiasi peran serta INSA sebagai salah satu mitra strategis pemerintah untuk bersama-sama menciptakan SDM yang andal dan berdaya saing yang dapat mempercepat pembangunan ekosistem industri pelayaran nasional. Menurut Budi, transportasi laut menjadi tulang punggung konektivitas di Indonesia dalam rangka menekan biaya logistik dan mewujudkan pemerataan pembangunan nasional.

“Saya harap kolaborasi yang baik ini dilakukan secara berkelanjutan,” tutur Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement